JURNAL SOREANG – Pelaksanaan tradisi Rebo wekasan akan berlangsung pada hari Rabu, 21 September 2022 besok.
Berdasarkan perhitungan kalender Hijriyah, 21 September 2022 merupakan hari Rabu terakhir pada bulan Safar.
sehingga Rabu, 21 September 2022 besok akan digelar tradisi Rebo wekasan.
Baca Juga: Lengkap! Rincian Harga Emas Antam 10 September 2022 Hari Ini, naik Rp2000 Jadi Rp940 Ribu per Gram
Tak sedikit orang yang masih belum memahami tradisi Rebo wekasan yang jatuh pada 21 September 2022 tersebut.
Sebagai informasi pada kalender Hijriyah yang dibuat berdasar pada penanggalan Qomariyah, bulan Safar jatuh setelah bulan Muharram atau sebelum bulan Rabi’ul Awal.
Sementara itu, 21 September 2022 disebut-sebut sebagai hari Rabu terakhir pada bulan Safar.
Baca Juga: 11 Tradisi Hubungan Intim di Dunia, Kebiasaan Sejumlah Suku Ini Dinilai Ekstrem
Hari tersebut juga bertepatan dengan tanggal 24 Safar 1444 H, di mana sejumlah daerah di Indonesia yajg biasa melakukan tradisi Rebo Wekasan sudah bersiap-siap untuk menggelar acara.
Berdasarkan informasi, tradisi Rebo Wekasan biasa dilaksakana mulai dari Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan, hingga Maluku.
Meskipun menjadi agenda rutin dan tradisi, tak sedikit orang yang belum mengetahui sejarah Rebo Wekasan di Indonesia.
Dirangkum JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari jabar.nu.or.id pada Selasa, 20 September 2022, inilah tradisi Rebo Wekasan di beberapa daerah di Indonesia.
Tradisi Rebo Wekasan di Beberapa daerah di Indonesia
1. Aceh
Di Aceh, tradisi Rebo Wekasan dikenal dengan istilah Makmegang. Pada momen ini, warga setempat bisanya melakukan ritual.
Yakni berdoa bersama di tepi pantai dan dipimpin oleh seorang Teungku, diikuti oleh sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga Aceh.
Baca Juga: Catat! BSU 2022 Tahap Dua Segera Cair, Berikut Ketentuan Calon Penerima yang Harus Dipenuhi
2. Jawa
Jawa menjadi daerah yang paling disoroti terkait tradisi Rebo Wekasan.
Pelaksanaan Rebo Wekasan di Jawa juga beragam ada yang di pesisir pantai, ada yang di masjid atau tempat umum yang luas untuk berdoa dan berzikir bersama.
Biasanya, setiap daerah memiliki keuanikan tersendiri meskipun pada intinya sama-sama berdoa memohon ampunan dan perlindungan Allah SWT.
Banten dan Tasikmalaya
Daerah Banten dan Tasikmalaya memiliki kemiripan dalam melaksanakan tradisi Rebo Wekasan.
Baca Juga: Pegang Tanganku: Lirik Lagu Kpop GANADARA by Jay Park Ft IU dan Terjemahannya
Pada momen ioni akan dilakukan dengan melaksanakan ibadah salat khusus bersama-sama pada pagi hari di hari Rabu terakhir bulan Safar.
Serta dilengkapi dengan zikir dan doa bersama untuk memohon ampunan dan perlindungan.
Bantul
Daerah Wonokromo menjadi salah satu daerah di Jawa yang kerap disorotoi setiap pelaksanaan tradisi Rebo Wekasan karena dinilai unik.
Pasalnya di daerah ini, tradisi Rebo Wekasan dilaksanakan dengan cara membuat lemper berukuran raksasa yang dibagikan kepada warga ataupun orang yang menghadiri acara tersebut.
Banyuwangi
Di daerah ini tradisi Rebo Wekasan digelar dengan cara memakan nasi yang dibuat secara khusus di sepanjang tepi jalan.
3. Kalimantan Selatan
Selain pulau Jawa, Kalimantan Selatan juga termasuk daerah yang kerap menjalani tradisi Rebo Wekasan.
Istrilah Rebo Wekasan di kalimantahn Selatan disebut dengan Arba Mustamir.
Tradisi ini diadakan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengerjakan salat sunnah disertai pembacaan doa tolak bala dan zikir.
Baca Juga: Jadwal Bioskop One Piece Film Red di Bandung, Tayang 21 September 2022, Begini Cara Beli Tiketnya
Sedangkan awal mula atau sejarah tradisi Rebo Wekasan di Indonesia diyakini muncul pada sekira abad ke-17.
Diyakini bahwa tradisi Rebo Wekasan di Indonesia pertama kali dilaksanakan pada masa Wali Songo.
Sementara itu, tradisi Rebo Wekasan disebutkan merujuk pada sebuah hadist Rasulullah SAW yang menanggapi tentang adanya kesialan atau keburukan yang melekat pada bulan Safar.
Diketahui bahwa sebagian masyarakat hingga saat ini ada yang masih menanggapi buruk soal bulan Safar.
Baca Juga: Aku Perlu Memelukmu: Lirik dan Makna Lagu Winter Sleep by IU, Lengkap dengan Terjemahan Indonesia
Padahal dalam Islam, semua hari dan bulan merupakan waktu yang baik dan tidak ada waktu yang bisa menyebabkan kesialan atau keburukan bagi umat manusia.
Lebih lanjut diterangkan bahwa hadist tersebut menjawab dengan perintah untuk tidak mencela waktu dan ketetapan Allah.
Tidak hanya itu, dianjuran juga untuk tetap beriman kepada qadha dan qadar-Nya.
Sehingga, banyak ulama yang menyebut dengan istilah Shafar al-Khair atau bulan Shafar yang baik. Artinya, bulan Safar juga termasuk bulan yang baik.
Baca Juga: Kenali Jenis Jenis Hernia atau Turun Berok yang Harus Diketahui, Berikut Penjelasanya
Sudah lama sejumlah masyarakat Indonesia menjalankan tradisi Rebo Wekasan, hal tersebut biasanya dilakukan dengan menggelar majelis. Bahkan tradisi Rebo Wekasan juga biasanya ada agenda salat, dzikir, doa, dan tabarruk.
Dalam tradisi Rebo Wekasan tersebut bertujuan untuk memohon turunnya kebaikan dan perlindungan dari segala macam musibah kepada Allah SWT.
Baca Juga: IU Suskes Gelar Konser Solo, Sejumlah Idol Kpop Ikut Menyaksikan! Ada Jungkook BTS Loh!
Selain itu, ada yang meyakini bahwa tradisi Rebo Wekasan bia menolak bala, karena pada bulan Safar Allah menurunkan 500 macam penyakit.
Meskipun demikian, mayoritas masyarakat di Indonesia yang menggelar tradisi Rebo Wekasan mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk dzikir dan berdoa untuk meminta perlindungan maupun memohon ampunan.
Hingga saat ini di sejumlah daerah di Indonesia telah mempersipakan agenda untuk menggelar tradisi Rebo Wekasan.
Bahkan diyakini bahwa tradisi Rebo Wekasan tahun ini akan lebih banyak majelis lantaran pandemi Covid-19 mulai reda, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Itulah sejarah dan tradisi Rebo Wekasan di Indonesia yang perlu diketahui.***