JURNAL SOREANG - Meskipun ada banyak definisi kecerdasan, hanya ada satu metode umum untuk mengukur kecerdasan yang biasanya dikenal sebagai tes Intelligent Quotient (IQ).
Itu juga disebut tes Binet dan Simon yang diterbitkan pada tahun 1905. Tes ini telah bertahan dalam ujian waktu bahkan setelah satu abad.
Tes IQ terus menjadi satu-satunya metode yang diterima secara universal untuk mengukur kecerdasan manusia seperti dikutip Jurnal Soreang dari madan.org.il.
Tes IQ tidak mengukur kecerdasan mutlak seseorang, tetapi mengukur kecerdasan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.
Nilai IQ rata-rata diambil sebagai 100. Nilai yang lebih tinggi dari 100 menunjukkan bahwa orang tersebut lebih cerdas daripada rata-rata orang dan nilai kurang dari 100 menunjukkan kecerdasan di bawah normal.
Tes IQ ini telah menjadi sangat populer selama bertahun-tahun dan hampir diterapkan secara universal untuk seleksi lulusan dan mahasiswa pascasarjana dengan ujian seperti tes SAT atau GRE.
Di sebagian besar negara, tes serupa dilakukan untuk penerimaan perguruan tinggi dan universitas. Bahkan untuk pemilihan kandidat pekerjaan, seringkali skor IQ merupakan kriteria yang paling penting untuk seleksi.
Alasan mengapa skor IQ adalah kriteria yang diterima secara universal untuk menentukan kesesuaian seseorang untuk pekerjaan atau program studi yang lebih tinggi bukan tanpa dasar.