بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أََمَّا بَعْدُ
Bismillahirrohmanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, was-sholaatu wassalaamu ‘alaa asyrofil anbiyaa-i wal mursaliin, sayyidina muhammadin, wa’ala alihi wa’ashabihi aj’ma’iin, Amma ba’du.
Wahai Saudara-saudaraku seiman yang berbahagia.
Kita telah ketahui bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla menurunkan Al-Qur’ānul Karīm sebagai hidayah (petunjuk) bagi orang-orang yang bertakwa.
Sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla firmankan: ذَٰلِكَ ٱلْكِتَـٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى لِّلْمُتَّقِينَ “Inilah Al-Kitab (Al-Qur’ānul Karīm) yang tidak ada keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 2)
Maka inti dan hakikat daripada diturunkannya Al-Qur’ān agar kita menjadikannya sebagai petunjuk. Kita pahami, kita baca dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai petunjuk kita dalam beramal dalam kehidupan dunia.
Tentu jika ingin Al-Qur’ānul Karīm dijadikan petunjuk, tahapan awalnya kita baca terlebih dahulu. Kita baca, kita perbaguskan bacaannya, kita perbaiki bacaan kita. Dan bulan Ramadhān adalah bulan (momen) yang sangat penting untuk kita memperbaiki bacaan, memperbanyak bacaan.
Namun jangan lupa diiringi dengan memahami, mentadabburi dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dengan demikian harapannya adalah kita telah berupaya untuk menjadikan Al-Qur’ān sebagai petunjuk kita, sebagai sebab kita mendapatkan hidayah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.