Aturan hidup-Nya termaktub dalam Al Quran dan sunah Rasul. Jadi, kalau kita mau mempelajari dan mengamalkan aturan hidup, berarti kita telah melaksanakan Tauhid Mulkiyyah.
Allah SWT mengecam orang-orang yang tidak mengimplementasikan Tauhid Mulkiyyah dalam kehidupannya, "Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (QS. Al Maidah 5: 50).
Sayyid Quthb menjelaskan bahwa yang dimaksud hukum jahiliyyah adalah aturan hidup atau hukum produk manusia yang bersebrangan atau bertentangan dengan nilai-nilai Qur'ani.
Misalnya, saat pembagian waris kita lebih suka menggunakan hukum waris adat ketimbang hukum waris Islam, padahal hukum waris adat banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ini pelanggaran terhadap Tauhid Mulkiyyah.
Adapun hukum atau aturan buatan manusia yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tentu tidak disebut hukum jahiliyyah, dan kita pun wajib menaatinya untuk kemaslahatan.
Baca Juga: Benarkah Nabi Muhammad Saw Pernah Terkena Sihir? Ini Jawaban dari Ustaz Aam Amiruddin
Tauhid Uluhiyyah terambil dari kalimat Ilaahinnas. Maknanya, suatu keyakinan bahwa hanya Allah swt. yang paling berhak untuk diibadahi.
"Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepada mereka bahwa tiada Tuhan selain Aku, maka beribadahlah hanya kepada-Ku." (Q.S. Al-Anbiya 21:25)
Kalau kita cermati, sesungguhnya kaum jahiliyyah yang menentang dakwah Rasul memiliki Tauhid Rububiyyah, mari simak ayat berikut,