JURNAL SOREANG - Pertanyaan di atas dapat dijawab dengan berbagai pernyataan. Orang bisa saja menjawab "memang seperti itulah kehidupan di dunia".
Ada pula yang menjawab "agar terjadi hubungan timbal balik, saling membutuhkan" dan mungkin akan muncul banyak sekali jawaban.
Namun, tahukah kita apa alasan Allah menjadikan manusia itu tidak sama dalam hal rezeki yang diberikan-Nya? Allah sudah mengatur dengan penuh bijaksana siapa yang menjadi kaya dan siapa yang miskin.
Di dalam Al-Quran, Allah berfirman: "Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,..." (QS. az Zukhruf: 32)
Jika melihat penafsiran para mufasir tentang ayat ini, maka kita akan menemukan jawaban atas pertanyaan di atas, yaitu agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.
Mempergunakan yang dimaksud bukan berarti memperbudak orang lain, atau memperjualbelikan manusia (traficking), atau mempekerjakan orang lain dengan cara yang tidak layak dan manusiawi.
Baca Juga: Kata Ustadz Adi Hidayat Kalau Mau Dikejar Rezeki, Berinfak dan Sedekah kepada Orang Ini
Tetapi, "mempergunakan" dalam kerangka saling membantu satu sama lain, dalam rangka menjalankan garis kehidupan yang sudah ditentukan Allah dengan sebaik-baiknya.
Ibnu Asyuur mengaitkan penafsiran ayat di atas dengan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan satu sama lain.
Mungkin saja seseorang merasa dirinya bisa hidup sendiri. Namun, tidakkah dia menyadari bahwa makanan yang dia masukkan ke dalam perutnya adalah hasil kerja banyak manusia yang saling melengkapi?
Baca Juga: AA Gym Unggah Soal Rezeki Tiap Manusia, Eh Netizen Malah Minta Uang
Menarik penafsiran yang disampaikan oleh Imam al-Aluusi. Beliau menafsirkan "penghidupan mereka" dengan "sebab-sebab kehidupan mereka".
Dengan kata lain, Allah telah membagi-bagi takaran rezeki seseorang dengan membukakan pintu-pintu rezeki yang harus mereka masuki, untuk mengambil dan membawa reze ki pulang.
Jumlah pintu yang dibukakan oleh Allah tidak selalu sama. Terkadang seseorang dibukakan pintu rezeki yang banyak, namun terkadang hanya ada satu atau dua.
Baca Juga: Mau Diberi Kemudahan dalam Urusan Rezeki? Kerjakan Amalan ini Menurut Shekh Ali Jaber
Allah menciptakan perbedaan kondisi rezeki di antara manusia, bukan untuk dijadikan alasan menghina atau merendahkan mereka, tidak pula sebagai tolok ukur pemuliaan dari-Nya.
Jadi, setiap orang harus saling menghargai dan menghormati. Miskin bukan berarti hina, kaya juga bukan bermakna mulia.***