Network
JURNAL SOREANG - Puasa bulan Rajab dan Sya`ban sebagai nafila atau ibadah super direkomendasikan, dengan niat mengikuti Sunnah Nabi yang manfaat puasa ini telah ditetapkan dengan jelas.
Abdul Al-Rahman Al-Jazai'ri dalam bukunya al-Fiqh `ala al-madhahib al-arba` (Hukum Islam menurut Empat Mazhab) dalam bab yang berjudul “Puasa Rajab, Sya`ban dan Sisanya Bulan Suci” dikutip Jurnal Soreang dari muslimvillage.com menyatakan:
Puasa pada bulan Rajab dan Sya'ban dianjurkan (mandub) sebagaimana disepakati oleh tiga imam, sedangkan kaum Hanbali berbeda pendapat bahwa mereka tidak menyukai puasa Rajab secara tunggal, kecuali jika seseorang berbuka pada saat itu maka tidak dibenci.
Mengenai bulan-bulan suci Dzul Qi`da, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab puasa mereka dianjurkan menurut tiga imam, sedangkan Hanafi berbeda dalam hal mereka mengatakan apa yang dianjurkan di bulan-bulan suci adalah berpuasa tiga hari dari masing-masing bulan. di antaranya, yaitu Kamis, Jumat, dan Sabtu (1:557).
Baca Juga: Kakang Tampil Ciamik, Dua Pemain Muda Persib Ini Diprediksi Akan Diturunkan Lawan PSM Makasar
Hadits Puasa Rajab
Dalam Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad: Utsman bin Hakim al-Ansari berkata: Saya bertanya kepada Sa`id bin Jubayr tentang puasa di Rajab, dan kami kemudian melewati bulan Rajab, lalu dia berkata:
Saya mendengar Ibn `Abbas (r) berkata: "Rasulullah (ﷺ) biasa berpuasa terus menerus sehingga kami pikir dia tidak akan membatalkannya, dan tidak melakukannya terus menerus sehingga kami pikir dia tidak akan berpuasa." Imam Nawawi mengomentari ini dalam Sharh Sahih Muslim:
“Tampaknya makna yang disimpulkan oleh Sa`id ibn Jubayr dari laporan Ibn `Abbas adalah bahwa puasa pada bulan Rajab tidak dilarang atau dianggap terpuji, melainkan hukumnya sama dengan bulan-bulan lainnya. ”
Imam Nawawi melanjutkan:
