Subhanallah, Sifat Setia Salah Satu Karakter Muslim Penghuni Surga, Ini Penjelasannya

- 30 Januari 2022, 20:05 WIB
Ilustrasi Subhanallah, Sifat Setia Salah Satu Karakter Penghuni Surga, Ini Penjelasannya
Ilustrasi Subhanallah, Sifat Setia Salah Satu Karakter Penghuni Surga, Ini Penjelasannya /

JURNAL SOREANG – Karakter seorang Muslim yang benar tidak cukup hanya menjauhkan diri dan sifat-sifat tercela, ternyata memiliki sifat setia adalah karakter penghuni surga.

Dalam menghidari dari sipat tercela bagi seorang muslin, juga harus menghiasi diri dengan perilaku positif dan konstruktif.

Sifat setia secara murni dan jujur bagi setiap muslim dalam masyarakat karena imannya. Sebab, din (aturan Allah) pada intinya adalah kesetiaan terhadap Alloh Swt, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW :

Baca Juga: Ciri Muslim Sejati Yaitu yang Selalu Menepati Janji, Berbohong Adalah Salah Satu Sifat Munafik

"Din itu adalah kesetiaan yang murni. Bertanyalah salah seorang sahabat yang mulia: untuk siapa? Rasulullah men jawab: untuk kitabnya, Rasulnya, dan untuk pemimpin kaum muslimin beserta umatnya." (HR Bukhari-Muslim).

Para sahabat yang mulia telah berbalat (berjanji Setia) kepada Rasulullah SAW untuk menunaikan shalat, zakat dan nasihat bagi setiap muslim.

Telah berkata Jabir bin Abdullah RA: "Saya telah berbaiat kepada Rasulullah SAW untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat dan berlaku setia kepada setiap muslim". (HR Muttafaq alaihi).

Baca Juga: 10 Pria Terganteng di India, Ternyata Salah Satunya Shahrukh Khan, Berikut Daftar Lengkapnya

Sifat setia seorang muslim dan muslim lainya adalah salah satu karakter untuk menumbuhkan saling percaya antar sesame muslim, lebih jauhnya lagi sifat setia ini harus diaplikasikan, kesetiaan dalam bentuk pengabdian terhadap Allah Swt.

Kaitan erat antara kesetiaan pengabdian Ibadah kepadanya dalam bentuk amal baik, contoh dengan shalat dan zakat, sebagaimana.

Setia di zaman Rosulullah, ketaatan terkandung dalam baiat yang dilakukan para sahabat, menunjukkan pentingnya kesetiaan di dalam timbangan amal-amal Islam bagi seorang muslim.

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Perempat Final Piala Afrika 2022, Senegal vs Guinea Khatulistiwa, Siapa Bakal Menang?

Kataatan kepada Rasulnya, menentukan kemuliaan dirinya di sisi Allah. Nasihat hendaknya menjadi moral dasar dari ahlak muslim yang luhur. Allah SWT berfirman:

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahjab 33: 21)

Tingginya kedudukan kesetiaan bagi kaum muslimin di kemudian hari makin nyata ketika ia harus mentaati perintah pimpinan (Rosulnya) dan terlibat dalam urusan-urusan kaum muslimin.

Baca Juga: Dr Tirta Kesal dan Bersuara Soal Tipu Daya Affiliator Binary Option: Yang Dijual Cangkeman, Harapan Palsu

Terlihat bahwa kesetiaan merupakan kunci keberhasilan bagi jiwa yang tak berkesudahan. Jika dicampakkan, haramlah baginya kebahagiaan di akhirat. Telah bersabda Nabi SAW:

"Tidak ada seorang hamba yang Allah mempercayakan kepadanya memimpin rakyatnya, kemudian dia mati, sedang kan di hari kematiannya itu ia masih (dalam) keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan baginya surga." (HR Muslim).

Lawan Kata setia, adalah Hianat Ketika seorang pemimpin yang tidak adil, atau selali membohongi dirinya (masyarakatnya) Sama dengan dia membohongi Allah SWT.

Baca Juga: Sandis! Wonderkid Persib, Beckham Putra Dikejar 5 Pemain Persikabo Sekaligus Sampai Ngos-ngosan

Muslim meriwayatkan dalam hadits lain, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tak seorangpun amir (pemimpin) yang memimpin urusan kaum muslimin, tetapi dia tidak berjuang secara sungguh sungguh, dan tidak memberikan pengarahan untuk kemakmuran mereka, melainkan Allah tidak akan memperkenankannya masuk surga bersama-sama dengan mereka."

Tak ada yang lebih besar dan agung tanggung jawabnya daripada seorang hakim di dalam Islam, dan tanggung jawab setiap insan dalam memimpin urusan kaum muslimin.

Dan tidak ada yang lebih besar tanggung jawabnya daripada sikap setia secara murni untuk rakyat bagi seorang pemimpin di hari manusia bangkit menghadap pengadilan ilahi Rab Sekalian Alam.

Baca Juga: Piala Afrika 2022, Prediksi Laga Perempat Final Mesir vs Maroko, Siapa Bakal Menang?

Dan sungguh besartanggung jawab seorang manusia; bukankah setiap manusia adalah pemimpin? Sabda Nabi SAW: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas dipimpinnya."

Seorang pemimpin dalam rumah tangga adalah suami, kalai suami tidak memberikan tanggung jawabnya secara penuh, membina, mengarahkan ceraca islami, dan memberikan nafakah secara halal maka dia akan dimintai pertanggung jawaban.

Jelas betapa utuh dan menyeluruhnya tanggung jawab di dalam masyarakat muslim, hampir-hampir tiada satu urusanpun di dalam masyarakat lepas dari cakupannya.

Karena inilah masyarakat Islam benar-benar tegak di atas prinsip-prinsip dan nilai-nilai rabbaniyah yang universal, jauh lebih unik dan indah daripada masyarakat manapun, lebih aman, sentosa, bersih dan penuh keadilan.***

Editor: Handri

Sumber: Buku Apakah Anda Berkepribadian Muslim?


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah