JURNAL SOREANG – Bulan biasanya akan terlihat pada malam hari ketika matahari sudah terbenam dan sebagai penerang pada gelapnya malam.
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan juga satelit terbesar kelima dalam Tata Surya.
Bulan menerangi bumi menggunakan pantulan cahaya yang diberikan oleh matahari pada malam hari.
Tak hanya terlihat pada malam hari, bulan juga akan terlihat pada pagi hari ketika matahari belum terlalu memanasi bumi.
Namun faktanya bulan juga pernah terlihat pada siang hari ketika terjadi sebuah fenomena langka.
Bahkan momen dari fenomena langka tersebut sulit untuk ditemui pada pencarian Google, karena jarang terjadi.
Fenomena tersebut bernama bulan biru, namun fenomena bulan biru ini berbeda dengan penampakan bulan biru pada pagi hari.
Fenomena langka penampakan bulan biru akan terlihat pada malam hari, dengan ukuran yang besar.
Mengapa sangat langka terjadi? Hal tersebut disebabkan syarat untuk terjadinya penampakan bulan biru sangatlah susah.
Bulan biru akan muncul apabila pada udara di sana memiliki partikel debu yang ukurannya 0,4 hingga 0,9 micrometer.
Yang biasanya partikel tersebut berasal dari kebakaran hutan besar atau gunung meletus.
Baca Juga: Kaget Nikah: Ternyata Ini Alasan Keluarga Enggan Menikahkan Ella dengan Juan
Pada partikel dengan ukuran sebesar itu memiliki sifat yang unik, di mana ia dapat menyaring warna lain selain biru.
Jadi dari cahaya putih yang masuk, cahaya yang bisa melewati partikel debu tersebut hanya warna biru saja, dan warna lainnya akan dihamburkan terlebih dahulu.
Oleh sebab itu, ketika sampai pada mata hanya tersisa cahaya biru saja dan membuat terlihatnya penampakan langka bulan biru.
Kejadian bulan biru ternyata pernah dilalui oleh Tom Whiting of Erie Pennsylvania di siang hari pada musim panas tahun 1947 di Pennsylvania saat terjadi kebakaran hutan yang hebat.***