Sahih dan tidaknya suatu riwayat bukan ditentukan oleh lamanya kebersamaan, namun ditentukan oleh intensitas dan keabsahan dalam proses periwayatan hadis.
Banyaknya ilmu pengetahuan yang terserap tidak dapat diukur dengan lama atau tidaknya belajar, tapi oleh seberapa bagus kemampuan intelektualnya.
Abu Hurairah ketika belajar kepada Rasulullah saw menghentikan seluruh kegiatannya dan hanya memfokuskan diri pada proses belajar-mengajar bersama Rasulullah saw.
Bahkan, Abu Hurairah pernah minta didoakan oleh Rasul agar mudah menghafal ilmu yang diperolehnya. Nabi Muhammad saw pun mendoakannya.
Karenanya, tidak mengherankan kalau Abu Hurairah r.a. sangat cemerlang dalam menghafal hadis-hadis Rasulullah saw.
Jadi, tidak ada alasan logis untuk menolak hadis Abu Hurairah hanya karena kebersamaannya dengan Rasul saw. relatif singkat.
Baca Juga: Apakah Diperbolehkan Kita Berdialog Bahkan Berkolaborasi dengan Jin? Ini Jawaban Ustaz Aam Amiruddin
Hadis-hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. bisa diterima dan diamalkan selama periwayatannya memenuhi standar kesahihan sebagaimana ditetapkan para ahli hadis. Wallahu Alam.***