7 Tradisi Unik Suku Osing, ada Tradisi Tumpeng Sewu yang Tidak Terdapat di Brunei Darussalam

- 8 November 2021, 10:22 WIB
7 Tradisi Unik Suku Osing, ada Tradisi Tumpeng Sewu yang Tidak Terdapat di Brunei Darussalam
7 Tradisi Unik Suku Osing, ada Tradisi Tumpeng Sewu yang Tidak Terdapat di Brunei Darussalam /

JURNAL SOREANG - Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar yang ada di Indonesia. Di pulau inilah, bisa menemukan berbagai macam keunikan. Salah satunya Suku Osing.

Suku Osing tinggal di daerah di Banyuwangi. Banyuwangi juga dikenal dengan keindahan alam yang tak terelakan.

Walaupun zaman semakin maju pesat tetapi Suku Osing masih sangat menjaga budaya dan tradisinya, Keunikan tradisi ini pun yang menjadi daya tarik dari suku tersebut.

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut adalah keunikan Suku Osing.

Baca Juga: Tradisi Unik Suku Osing yang Masih Dilestarikan Oleh Warganya, Nomor 1 Paling Khas

1. Tradisi Koloan

Tradisi Koloan akan dilaksanakan ketika anak Suku Osing akan disunat atau khitan.

Filosofi dibalik tradisi ini adalah menggembleng anak Suku Osing agar memiliki mental kuat dan siap untuk di khitan.

Tradisi ini dilakukan dengan cara meneteskan darah ayam di kepala anak yang akan disunat dengan cara disembelih. Ayam yang digunakan dalam ritual, bukan sembarang ayam. Melainkan ayam jago berwarna merah yang masih perjaka.

2. Nginang

Tradisi nginang atau mengunyah pinang sebenarnya tidak hanya ada di Suku Osing.

Baca Juga: Tidak Ada di Brunei Darussalam, India Maupun Jepang, Simak Budaya Suku Osing yang Unik

Bahan yang digunakan untuk nginang terdiri dari pinang, gambir, kapur sirih yang kemudian digulung menjadi satu pada daun sirih.

Tradisi nginang makin ditinggalkan di beberapa wilayah. Tapi tidak bagi masyarakat Suku Osing. Mereka tetap melestarikan tradisi tersebut.

3. Tradisi Mepe Kasur

Mepe kasur merupakan tradisi yang rutin dilakukan pada bulan Dzulhijjah bersamaan dengan acara selamatan desa.

Tradisi ini dipercaya masyarakat Osing dapat menjaga kerukunan dan semangat bekerja dalam rumah tangga. Biasanya pada hari perayaan, seluruh masyarakat desa akan Mepe Kasur secara bersamaan.

Baca Juga: Keunikan Suku Tengger yang Hanya ada di Indonesia, Tidak Ada di Negara Putri Mako

Kerukunan pun terlihat dari warna kasur yang digunakan masyarakat, yakni warna merah dan hitam yang melambangkan tolak balak dan kelanggengan keluarga.

4. Bahasa suku Osing

Suku Osing juga mempunyai bahasa sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa tersebut merupakan keturunan langsung dari Bahasa Jawa kuno.

Ada dua jenis sistem bahasa yang digunakan dalam Bahasa Osing yaitu Bahasa Osing (bahasa sehari-hari) dan goko-krama.

Baca Juga: Keunikan Suku Tengger, No 2 Tradisi yang Khas dan Tidak ada di Brunei Darussalam atau Jepang

5. Tumpeng Sewu

Perayaan Tumpeng Sewu sendiri rutin dilakukan pada bulan Dzulhijjah atau yang lebih umum dengan sebutan bulan Haji.

Tradisi ini dipercaya suku Osing dapat menjauhkan dari malapetaka. Upacara Tumpeng Sewu ini menjadi semacam tradisi tolak bala.

Dalam tradisi upacara Tumpeng Sewu, beragam makanan dihidangkan, dan yang tak boleh ketinggalan adalah pecel pitik, yakni ayam panggang yang diberi parutan kelapa dan bumbu khas suku Osing.

Baca Juga: Keunikan Suku Bawean, Membiarkan Kunci Motor Masih Tergantung

6. Barong Ider Bumi

Barong Ider Bumi diselenggarakan setiap tanggal dua bulan Syawal oleh warga Osing. Sebagian warga Osing membentuk kelompok barongan yang mengitari desa dari ujung timur ke barat.

Tradisi tersebut digelar dalam bentuk arak-arakan barong yang dilakukan selayaknya karnaval.

Di tengah-tengah pelaksanaan karnaval, masyarakat lainnya melempari peserta dengan uang logam. Tujuannya untuk menolak bala datang ke wilayah ini.

Baca Juga: 7 Keunikan Suku Bawean, Jawa Timur, Punya Bahasa Sendiri yang Khas

7. Memainkan Angklung Paglak

Saat musim panen tiba, suku osi akan memainkan Angklung Paglak. Dulunya, angklung ini dimainkan sebagai hiburan para petani yang memanen padinya.

Selain menjadi hiburan, permainan angklung paglak disyaratkan agar warga membantu petani memanen.***

Editor: Sarnapi

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah