MUTIARA HIKMAH: Saat Umar Menagih Utang kepada Yahudi

- 24 September 2021, 21:14 WIB
Ilustrasi utang. Ini kisah sahabat Umar saat menagih utang kepada Yahudi
Ilustrasi utang. Ini kisah sahabat Umar saat menagih utang kepada Yahudi /Pixabay/Nattanan23

JURNAL SOREANG- MUTIARA HIKMAH yang hadir setiap hari semoga bisa menjadi perenungan diri  atau muhasabah sebagai upaya berkaca terhadap amalan dan  memperbaikinya pada hari ini dan selanjutnya.

Suatu ketika Sahabat Umar mengutangi seorang Yahudi lalu bertemu di tengah jalan hingga Umar ingin menagih haknya.

"Demi Allah yang memilih Abul Qasim (Muhammad SAW) atas semua manusia kini saya tidak akan melepaskan Anda sehingga membayar hakku," kata Umar.

Baca Juga: Keutamaan Mata yang Menangis, Mutiara Hikmah Hari Ini

Namun, Yahudi malah menjawab,"Tidak. Allah tidak memilih Abul Qasim atas semua manusia".

Atas jawaban itu secara langsung Umar mengangkat tangan dan menempeleng pipi Yahudi tersebut.

Maka, Yahudi tidak mau menerima hingga untuk menyelesaikannya dibawa ke Nabi SAW.

Baca Juga: MUTIARA HIKMAH: Nabi Muhammad dan Salam Kaum Yahudi

"Umar mengatakan bahwa Allah telah memilihmu di atas semua mahluk, sedangkan saya berkata Allah tidak memilihmu atas semua mahluk lalu Umar mengangkat tangannya untuk menempelengku," lapor si Yahudi.

Maka, Nabi SAW bersabda,"Hai Umar, kau harus meminta maaf kepadanya dari tempelengan itu".

Kemudian Nabi bersabda,"Benar hai Yahudi bahwa Nabi Adam pilihan Allah (shafiullah) dan Ibrahim khalilullah, dan Musa nabiyullah, dan Isa ruhullah dan aku habibullah. Benar hai Yahudi, ada dua macam nama Allah yang diberikan kepada umatku. Allah bernama assalam dan umatku Muslimin; Allah bernama Al-Mu'min dan menamakan umatku Al-Mu'minin. Benar hai Yahudi kamu meminta hari yang memang disimpan Allah untuk kami yakni Jumat, dan besoknya (Sabtu) untuk kamu dan esoknya (minggu) untuk nashrani. Benar hai Yahudi, kamu yang dahulu dan kami yang datang akhir, tetapi kami yang dahulu pada hari kiamat. Hai Yahudi, surga itu haram terhadap semua nabi sehingga aku masuk surga dan surga itu haram dimasuki sehingga dimasuki oleh umatku lebih dahulu".***

 

Editor: Sarnapi

Sumber: Tanbighul Ghafilin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x