Network
JURNAL SOREANG – Salah satu ulama tersohor di Indonesia, alm. KH. Zainuddin MZ pernah berkata dalam ceramahnya, rakyat Indonesia sudah terlalu kenyang dengan ujian.
Hampir setiap pahit dan manis, setiap cobaan hidup telah dialami oleh orang Indonesia, terutama bagi rakyat kecil.
Berikut ceramah singkat KH. Zainuddin MZ, tentang rakyat Indonesia dan zaman susah, dikutip Jurnal Soreang dari kanal Youtube Hana Sharing.
Baca Juga: Buntut Penyekatan Mudik, Pemudik Terobos Pos Penyekatan di Karawang Karena Rindu Kampung Halaman
Selama ini, manusia (rakyat) Indonesia kita lebih banyak diisi otaknya, tapi hati sering kosong. Agama dangkal, aqidah rapuh, moral rendah.
Memang kemudian muncul banyak orang-orang pintar, cuma sayang tidak benar.
Indonesia kita bangkrut, Indonesia kita terpuruk, Indonesia kita sakit parah kalau diurus orang yang cuma pintar tapi tidak benar.
Kita perlu orang-orang pintar, tapi kita lebih perlu orang benar. Kalau cuma pintar tapi tidak benar, itu yang sering saya sampaikan nanti.
Baca Juga: Cegah Klaster Pesantren, Ini Permintaan Cucun Kepada Pengurus Pondok
Disuruh ngurus beras, malah nimbun beras. Disuruh ngurus laut, malah jadi bajak laut. Disuruh ngurus hutan, rame-rame jadi orang utan.
Disuruh ngurus hukum, malah bikin hukum seperti pisau. Tajam ke bawah tumpul ke atas.
Jangan heran lalu di masyarakat muncul street justice (pengadilan jalanan), sebagai refleksi dari ketidakpuasan, melihat sikap hukum yang sangat berpihak.
Jadi pemimpin adalah pelayan, bagi orang yang dipimpinnya. Okelah, perbaikan ekonomi, pembukaan lapangan kerja baru, kita serahkan kepada pemerintah karena kita percaya mereka orang-orang terpilih.
Pesan pertama saya menghadapi zaman susah, tetap jaga akidah. Tetap pelihara keyakinan. Kesulitan bukan untuk ditakuti, tapi untuk diatasi.
Hidup adalah kerja keras, bukan keajaiban. Perubahan tidak akan datang hanya dengan sim salabim abrakadabra.
Perubahan tidak akan muncul hanya dengan berandai-andai. Perubahan tidak akan turun di langit, seperti turunnya embun di waktu malam.
Perubahan adalah kerja keras, sehingga Al-Quran membimbing kita dalam surat Al-Rad ayat ke 11:
Baca Juga: Bingung Memilih RAM? Berikut Keterangan Lengkap RAM Laptop dan PC, Mulai 2 GB Hingga 64 GB
“Innallaaha laa yugayyiru maa biqaumin ḥattaa yugayyiruu maa bi`anfusihim,”
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Berangkat dari ini, kita menyadari. Ini ujian buat kita rakyat, dan kita rakyat Indonesia ini kalau sama susah sih, sudah kenyang.
Kita ini sebagai bangsa mengalami apa yang disebut oleh Bung Karno ‘up and downs’. Naik, turun, timbul, tenggelam, pasang, surut.
Baca Juga: Kompetisi Kok Tanpa Degradasi, Persipura Jayapura Menolak Keras Liga 1 Tanpa Degradasi
350 tahun dijajah oleh Belanda, kita susah. Berangkat Belanda masuk Jepang, susah lagi. Pergi Jepang datang NICA, susah lagi.
Lalu kita merdeka, dirongrong oleh berbagai pemberontakan, susah lagi. PKI berontak, muncul orde baru lama-lama, susah lagi.
Orde baru selesai naik reformasi, mulai repot nasi. Susah lagi. Kalau susah kita ini sudah akrab, sudah intim. Mestinya kalau sudah susah seperti itu, jangan salah sikap menyikapi kesusahan.
Baca Juga: Heboh Puing Roket China Long March 5B Menghantam Bumi, Jatuh di Dekat Maladewa
Jangan sampai kita potong kompas, ambil jalan pintas. Terjebak menghalalkan segala cara. Itu tidak akan menguntungkan, itu tidak akan menyelesaikan.
Karena itu tetaplah dalam koridor keimanan. Boleh zaman berubah, akidah jangan sampai goyah. Silakan masa berganti, tapi keyakinan jangan mati. Sekali laa ilaa ha illallah, sampai tetes darah paling penghabisan, tetap laa ilaa ha illallah.***
