Network
JURNAL SOREANG– Bulan Rajab menjadi salah satu bulan yang istimewa (hurum) dalam Islam, selain bulan Muharram, Dzulqaidah, dan Zulhijah.
Salah satu peristiwa penting di bulan Rajab adalah Isra Miraj. Isra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab.
Puasa adalah amalan yang langsung dihitung oleh Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Baca Juga: Uang Umat Islam Jawa Barat untuk Ibadah Umrah Capai Rp 1,2 Triliun, Dana Haji Malah Rp 4 Triliun
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.'” (HR. Muslim no. 1151)
Hukum puasa Rajab adalah sunnah. Salah satu ulama di Indonesia, Ustadz Adi Hidayat mengatakan, tidak ada kekhususan untuk melakukan puasa di satu bulan saja.
“Tidak ada batasan puasa di bulan Rajab. Mau hari senin silahkan, kamis juga boleh. Namun, ketika dikerjakan untuk menghindari maksiat, pahalanya bisa berlipat dari hari-hari sebelumnya,” ujar Adi Hidayat dikutip jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com dari akun Youtube Akhyar.tv.
Baca Juga: Bawa Tiga Misi, Warga Cimahi Ini Berangkat ke Mekah Untuk Tunaikan Ibadah Haji Pakai Motor
Adi Hidayat menuturkan, jangan sampai termotivasi oleh dali-dalil yang tidak ada susunan atau informasinya dari Nabi Muhammad SAW.
