Inilah 4 Prinsip Entrepreneurship Ala Nabi Muhammad SAW

23 Januari 2024, 12:03 WIB
Ilustrasi Prinsip Entrepreneurship Ala Nabi Muhammad SAW. /pexels/

 

JURNAL SOREANG - Entrepreneurship, sebagian besar dikenal dalam konteks bisnis modern, ternyata memiliki akar yang dalam dan nilai-nilai yang universal. Nabi Muhammad SAW, sebagai pemimpin umat muslim dan seorang pedagang yang jujur pada zamannya, meninggalkan jejak prinsip-prinsip entrepreneurship yang relevan hingga kini.

Berikut adalah empat prinsip entrepreneurship ala Nabi Muhammad SAW:


1. Shiddiq - Kejujuran Sebagai Landasan

Prinsip pertama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam entrepreneurship adalah Shiddiq, yang bermakna bersikap benar. Nabi tidak hanya menjual produk, tetapi juga membawa kejujuran dalam setiap interaksi bisnisnya.

Beliau mengajarkan agar tidak pernah menyembunyikan kekurangan atau cacat pada barang dagangan. Kejujuran menjadi fondasi kokoh dalam menjalankan bisnis, membangun kepercayaan pelanggan, dan menciptakan reputasi yang tak ternilai.

Baca Juga: Panik Dikejar Polisi, Pengendara Sepeda Motor Bonceng 3 Buang Pistol Angin di Cileunyi Bandung


2. Amanah - Kepercayaan sebagai Modal Utama

Prinsip Amanah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW mengajarkan tentang kepercayaan. Seorang entrepreneur muslim harus dapat diandalkan, baik sebagai pemilik barang maupun dalam bertransaksi dengan pelanggan.

Memegang teguh amanah membangun hubungan bisnis yang saling percaya, menciptakan lingkungan usaha yang adil, dan menjadikan kejujuran sebagai pondasi keberlanjutan dalam usaha.


3. Fathanah - Kecerdasan Dalam Mengelola Peluang

Fathanah atau kecerdasan dalam menghasilkan dan melihat peluang keuntungan tanpa menipu, menjadi prinsip ketiga dalam entrepreneurship ala Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Resmi Jabat Wakapolresta Bandung, Ini Dia Sepak Terjang AKBP Maruly Pardede

Beliau menunjukkan kecerdasan dalam mengelola sumber daya, memahami pasar, dan menciptakan inovasi. Entrepreneurnya harus cerdas dalam melihat peluang bisnis tanpa menyalahi prinsip etika.


4. Tabligh - Kemampuan Negosiasi dan Komunikasi yang Baik

Terakhir, prinsip Tabligh yang mengajarkan kemampuan negosiasi, membangun komunikasi, dan reputasi yang baik. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik, tidak hanya dengan para sahabatnya tetapi juga dalam transaksi bisnis.

Kemampuan bernegosiasi yang baik, bersama dengan reputasi yang terjaga, membantu menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.

Baca Juga: Kunjungi Gudang Bulog Bengkal Lor, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Berikut yang Dilakukan Presiden


Dalam keseluruhan, prinsip-prinsip entrepreneurship ala Nabi Muhammad SAW memberikan landasan yang kuat bagi para pengusaha Muslim untuk menjalankan bisnis dengan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab.

Nilai-nilai ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga menjadi panduan yang berharga dalam menghadapi tantangan bisnis modern.***

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Instagram @enterpreneursid_

Tags

Terkini

Terpopuler