Ingin Bisa Shalat dengan Khusyu? Begini Makna Khusyu dan Cara Efektif untuk Mendapatkannya

4 Januari 2024, 14:38 WIB
Gambar ilustrasi seorang Muslim Shalat. Ingin Bisa Shalat dengan Khusyu? Begini Makna Khusyu dan Cara Efektif untuk Mendapatkannya /Pexels

JURNAL SOREANG - Mengutip kamus istilah Islam, khusyu atau khusyuk diartikan melemparkan pandangan kearah tanah dan menundukkannya serta merendahkan suara; Ketundukan dan kerendahanhati ; Tenang ; Terpusatnya pikiran terhadap salat yang sedang dilakukan.

Kalimat terakhir itu menarik untuk kita simak kaitan salat dengan khusyuk. Seperti firman Allah SWT :” Dan dirikanlah salat, tunaikan zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk ( QS Al Baqarah : 43).

 Dari firman Allah SWT jelas diwajibkan kepada semua umat muslim di dunia untuk mengerjakan salat dan masih banyak perintah untuk menegakkan salat lainnya yang tertulis di dalam Al Quran, tercatat setidaknya 12 ayat dalam Al Quran berlafal Aqiimush-shalata (Dirikanlah Salat).

 

Sebagai muslim yang taat kepada perintah Allah, tentu betapa pentingnya kita agar bisa mengerjakan dan menjaga salat sebaik mungkin. 

Khusyuk menurut para ulama adalah ketenangan hati dan jiwa saat melakukan salat. Artinya, hatinya tenang tanpa memikirkan sesuatu yang diluar dari pada salat. Lalu ketenangan hati tersebut, terpancar pada anggota badan, sehingga melahirkan sikap yang tenang pula.

Untuk membuatmu merasakan nikmat agung ini, pertama adalah berdoalah memohon kepada Allah, agar Allah mengaruniakan kepada kita, kekhusyukan salat. Kemudian hadirkan perasaan dalam hati, bahwa saat anda mengerjakan salat, anda sedang berdiri di hadapan Allah SWT. Tuhan seluruh alam. Y

Baca Juga: Di sela-sela Kunjungan Kerja ke SMKN 1 Kedungwuni, Pekalongan, Jokowi Sempatkan Shalat Zuhur Berjemaah

Allah yang mengetahui hal-hal yang tersembunyi dan yang nampak. Mengetahui bisikan-bisikan dalam jiwamu.  Saat anda berdiri salat, yakinilah bahwa saat itu anda sedang bermunajat kepada Allah SWT. 

 Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SWT, “Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila berdiri dalam salatnya, maka ia sedang bermunajat dengan Rabbnya – atau Rabbnya berada antara dia dan kiblat, maka janganlah salah seorang di antara kalian meludah ke arah kiblat.

Akan tetapi hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya atau di bawah kakinya” (HR.Bukhari dan Muslim).     Khusyuk dalam salat merupakan sifat seorang mukmin yang beruntung, jika salat benar-benar khusyuk dalam shalatnya dan pikirannya serta selalu mengingat Allah, dan memusatkan semua pikiran dan panca inderanya untuk bermunajat kepada-Nya.

 

Dia menyadari dan merasakan bahwa orang yang salat itu benar-benar sedang berhadapan dengan Tuhannya. Oleh karena itu seluruh anggota tubuh dan jiwanya dipenuhi kekhusyukan, kekhidmatan dan keikhlasan, diselingi dengan rasa takut dan diselubungi dengan penuh harapan kepada Tuhannya.

Untuk dapat memenuhi syarat kekhusyukan dalam salat, maka harus memperhatikan tiga perkara

Yaitu: paham apa yang dibaca, supaya apa yang diucapkan lidahnya dapat dipahami dan dimengerti,  Ingat kepada Allah, serta  salat berarti munajat kepada Allah. 

 

 Jadi pikiran dan perasaan orang yang shalat  harus selalu mengingat dan jangan lengah atau lalai. Para ulama berpendapat bahwa salat yang tidak khusyuk sama dengan tubuh tidak bernyawa. Akan tetapi ketiadaan khusyuk dalam shalat tidak membatalkan shalat, dan tidak wajib diulang kembali.

 Mengutip pendapat Jihan Najla Qatrunnada ada berbagai upaya dapat dilakukan umat Islam  untuk mendirikan salat dengan khusyuk, walau sejatinya itu tidak mudah karena butuh  kemauan tinggi, agar salat bisa khusyuk. Diantara upaya yang dilakukan di antaranya 

1. Menyempurnakan wudhu sebelum mendirikan salat. 

2.Sejatinya, salat berjamaah di awal waktu sangat berpengaruh pada kekhusyukan salat yang kita kerjakan. Sebab, pada saat tersebut, waktu untuk mengerjakan salat masih panjang.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tunaikan Shalat Jumat di San Francisco, AS, Ini Lokasi yang Dijadikan Shalat Jumat

Hal ini membuat hati merasa tenang saat mengerjakannya.Sebaliknya, apabila salat dikerjakan di akhir waktu maka yang terjadi adalah kita akan tergesa-gesa untuk mendirikan salat tersebut karena terhimpit waktu yang mau habis. Akhirnya, salat itu pun menjadi tidak khusyuk.

3. Dengan membuat pembatas  agar tidak ada celah setan untuk menganggu. Sahl bin Hatsmah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:

 Jika salah seorang dari kalian mengerjakan salat, maka salatlah dengan menghadap ke sutrah (pembatas) dan mendekatlah kepadanya agar setan tidak bisa memutuskan salatnya. (HR Abu Daud, Imam Ahmad, dan Imam Nasa'i).

 


4. Meninggalkan kesibukan dunia, seperti berdagang, mengerjakan tugas, bermain gawai/hp , menonton drama, dan lainnya. Abu Darda berkata, "Di antara tanda kefaqihan (pahamnya) seseorang adalah menyelesaikan urusannya terlebih dahulu sebelum memulai salat agar ketika menunaikan salat hatinya dalam keadaan fokus (konsentrasi)."

5. Mencari tempat yang nyaman dan terhindar dari gangguan. Dari Anas bin Malik RA,: Aisyah mempunyai gorden yang dipasang di dinding rumahnya. Rasulullah SAW pun menyuruh Aisyah RA, "Singkirkanlah gorden itu dari kita, karena lukisannya senantiasa membayangiku dalam salatku." (HR Bukhari).

6. Tidak Menahan buang hajat, sebaiknya ketika hendak mengerjakan salat, namun ternyata tubuh ingin buang air besar atau buang air kecil maupun buang gas, maka sebaiknya mendahulukan untuk buang hajat.

Baca Juga: Tata Cara Shalat: Hal Ini Ternyata Makruh Dilakukan!

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada salat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada salat bagi yang menahan akhbatson (kencing atau buang air besar)." (HR Muslim).

7. Tidak tergesa-gesa,sebab salat yang dilakukan dengan cepat pasti akan membuatnya tidak sempurna. Rasulullah SAW menyebut orang-orang yang salatnya tergesa-gesa sebagai pencuri salat.

Beliau bersabda, "Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari shalat?" Rasulullah SAW berkata, "Dia tidak sempurnakan rukuk dan sujudnya." (HR Ahmad).

 


8. Salat akan menjadi khusyuk apabila kita menganggap salat yang sedang kita lakukan itu adalah salat terakhir kita. Oleh karena itu, tentunya kita akan berusaha semaksimalnya untuk menyempurnakan salat tersebut.***

Penulis Dede Supriatna, Pensiunan dan Alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin Yayasan Assyakur Lingga 

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler