Akibat Pemilu dan Pilpres Hingga Memutus Silaturahmi, Begini Bahayanya Putus Silaturahmi

24 Desember 2023, 08:06 WIB
Ustaz Dede Supriatna, pensiunan dan alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin Yayasan Assyakur Lingga /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Perhelatan Pilpres 2024 sebentar lagi akan datang. Beberapa pihak mencoba untuk mengingatkan bahwa  pesta demokrasi yang dirayakan hendaknya dengan gembira.

Dengan begitu, tetap terjaga tali silaturahmi di antara sesama anak  bangsa . Beda pilihan beda nyoblos hendaknya tetap terjalin silaturahmi, toh pemilu cuman lima tahun sekali. Jangan sampai memutus silaturahmi.

Sebagaimana  hadis berikut ini :  “Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari dan Muslim). 

Bagi umat muslim yang memutus silaturahmi akan mendapatkan azab Allah, tidak diterima amalnya dan bahkan ditempatkan di neraka.

 

Perintah menjalin silaturahmi  dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 1, Allah SWT berfirman:” Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.

Menjalin silaturahmi dapat mendatangkan banyak keutamaan, termasuk di antaranya yakni dipanjangkan umur oleh Allah SWT, melancarkan rezeki dan juga mempererat tali persaudaraan sedangkan kerugian bagi orang yang memutus silaturahmi.

Mengutip buku Mukjizat Duit oleh Ustaz H. Koko Liem, S.Q., M.A. dijelaskan bahwa mereka yang memutuskan tali silaturahmi tidak akan mendapatkan ketenangan, dan hidupnya selalu dilanda kecemasan

Baca Juga: Gelar Media Gathering Ke Yogyakarta, IJTI Korda Bandung: Jaga Kekompakan dan Silaturahmi di Tubuh Organisasi

Berikut kerugian yang akan didapat bagi orang yang memutus silaturahmi:

1. idak akan diterima amalnya. Orang yang memutuskan tali silaturahmi tidak akan diterima amal ibadahnya. Rasulullah SAW   bersabda.

"Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jumat, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi"(HR.Ahmad).

2. Tidak akan mendapatkan rahmat Allah SWT. Orang yang memutuskan tali silaturahmi tidak akan mendapatkan rahmat Allah, baik berupa kebaikan-kebaikan maupun pertolongannya. Rasulullah SAW  bersabda:

 

"Rahmat Allah tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi."(HR.Muslim).

3. Mendapatkan azab. Salah satu yang dipercepat pembalasan azab (siksanya) di dunia adalah dosa memutuskan tali silaturahmi.

Dari Abu Bakrah dari Nabi beliau bersabda:"Tidak ada dosa yang Allah lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi." (HR. Tirmidzi).

4. Dilaknat oleh Allah dan dimasukkan ke dalam neraka jahanam. Allah SWT sangat membenci orang yang memutuskan tali silaturahmi dan akan memasukkannya ke dalam neraka.

Baca Juga: PP Persis Silaturahmi dengan Tokoh Palestina Syekh Duktur Murawweh, Ini yang Dibicarakan

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Ra'd ayat 25 : “ Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (jahanam)".

5..Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga. Hal ini sesuai  hadits yang diriwayatkan dari Abu Muhammad Jubair bin Muth'im , dari Rasulullah SAW   bersabda:"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)." (HR.Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, menjalin tali silaturahmi adalah hal yang penting - agar amal ibadah kita diterima Allah SWT. Menjaga silaturahmi dengan sesama juga akan mendatangkan banyak manfaat.

 

Prof. Quraish Shihab menjelaskan  Islam tidak memperbolehkan umatnya memutus tali silaturahmi. 

Lebih lanjut, Quraish Shihab menyebut bahwa banyak hadis dan ayat Al-Qur’an yang mengancam orang yang memutus tali silaturahmi seperti surat Ar-Rad Ayat 25 diatas tadi.

Dalam kesempatan yang sama, Quraish Shihab menjelaskan bahwa kesalahpahaman karena suatu masalah antara seseorang dengan kerabatnya harusnya diluruskan, bukan memutus hubungan silaturahmi. 

Baca Juga: PW Persis Jabar Akan Gelar Silaturahmi Berprestasi di AKSI MADIN se-Jabar Diikuti Puluhan Ribu Santri

 Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW ,  pernah menjelaskan bahwa keretakan hubungan kekerabatan tidak boleh dibiarkan lama. Keretakan hubungan harus diselesaikan dengan damai dan segera.

Rasulullah SAW  bahkan menyebutkan  tidak saling sapa ketika terjadi keretakatan tersebut hanya boleh hingga tiga hari. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dibenarkan bagi seorang Muslim untuk meninggalkan saudaranya [tidak mengajak berbicara karena benci] lebih dari tiga hari,” [HR. Muslim].  

Hadis di atas menunjukkan bagaimana Islam tidak menghendaki perpecahan hubungan kekerabatan, oleh karenanya setiap perbedaan yang berpotensi merusak hubungan harus diselesaikan dengan segera.       

 

 

  Jika ada hal yang kurang berkenan, alangkah baiknya untuk berbicara baik-baik dan meminta maaf sehingga silaturahmi terus berjalan dengan baik. Hal tersebut lantaran menjaga silaturahmi adalah hal yang sangat penting dalam Islam.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW  menjelaskan bahwa silaturahmi adalah bagian dari keimanan kepada Allah SWT .Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim :"Dari Abu Hurairah RA., dari Rasulullah SAW  bersabda, 'Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,'" (HR. Bukhari dan Muslim).        

Dari hadis tersebut, dapat digaris bawahi bahwa menjaga silaturahmi bukan hanya perkara emosi, tetapi bahkan menyangkut keimanan. Sikap pemutusan hubungan darah semacam itu umumnya dipicu oleh gejolak emosional yang tinggi, lepas kendali, dan egosentrisme.

Baca Juga: Silaturahmi dengan Wapres KH Ma'ruf Amin, Begini yang Dipaparkan LDII

Kasus yang sama juga kadang terjadi pada hubungan antar saudara kandung, cucu-kakek, paman-keponakan, dan seterusnya. Islam melarang keras sikap semacam itu. Al-Qur’an, Sunnah, dan para ulama sepakat akan pentingnya tali kekeluargaan dan menilai pengingkaran terhadapnya sebagai perbuatan dosa.

Suatu hari Durrah binti Abi Lahab bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah SAW , siapa manusia terbaik itu?” Rasulullah SAW menjawab, “Mereka yang paling takwa kepada Rabb (Allah), yang paling banyak menyambung silaturahmi, dan yang paling banyak amar ma’ruf nahi munkar.” ***

Penulis, pensiunan dan alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin (TKM) Yayasan Assyakur Lingga 

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler