Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi Pemeluk Hindu, Bagaimana Sejarahnya?

2 Agustus 2023, 20:41 WIB
Saat hari raya ini umat hindu di Bali akan melakukan persembahyangan di pura hingga di sanggah atau merajan masing-masing bersama keluarga dan saudara dengan mengenakan pakaian adat. /Instagram /

 

JURNAL SOREANG - Saat Galungan dan Kuningan, Umat Hindu akan Sembahyang ke Pura.

Saat hari raya ini umat hindu di Bali akan melakukan persembahyangan di pura hingga di sanggah atau merajan masing-masing bersama keluarga dan saudara dengan mengenakan pakaian adat.

Kitab suci Hindu adalah Veda/Weda. Agama Buddha merupakan agama tertua di dunia dan juga di Indonesia, yang berasal dari India.

 

Sejarah Hari Raya Galungan ini berkaitan pada mitologi Hindu-Bali, yang mana sebagai peringatan yang dirayakan setiap tahun.

Perayaan ini sebagai penyatuan rohani supaya umat Hindu memiliki pendirian serta pola pikir yang cemerlang, hal tersebut merupakan wujud dari Dharma dari dalam diri manusia.

Nyepi merupakan hari raya bagi umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Salah satu tempat di Indonesia yang paling identik dengan perayaan Nyepi adalah Bali.

Perayaan Nyepi di Bali dianggap sebagai momen terbaik untuk melihat sisi lain Pulau Dewata yang tak pernah sepi.

 Baca Juga: Delegasi EdWG G20 Mendalami Budaya Umat Hindu Bali di Gianyar, Berikut Kesannya

Hari Raya Galungan adalah momen untuk memperingati terciptanya alam semesta, dan sebagai ucapan syukur atas apa yang sudah diberikan Sang Hyang Widi Wasa dengan melakukan persembahan dan persembahyangan.

Yang dilakukan umat Hindu sehari setelah Hari Raya Galungan Pelaksanaannya bertepatan 10 hari setelah perayaan Galungan. Pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu melakukan persembahyangan menghadap para dewa dan para leluhur.

Persembahyangan ini dilakukan dengan menyiapkan sesajen dengan isi ajengan (nasi) yang berwarna kuning.

Yang membuat orang Bali masih merayakan Galungan sampai sekarang yaitu Konon, Dewi Durga memberi tahu bahwa segala hal buruk yang terjadi di Pulau Dewata disebabkan oleh rakyat Bali yang tidak lagi memperingati Galungan.

Dari wangsit itu, Raja Jayakasunu pun memerintahkan rakyatnya untuk kembali merayakan Galungan, yang terus diadakan secara berkelanjutan hingga sekarang.

Hari raya Kuningan yang juga disebut Tumpek Kuningan, jatuh pada hari Sabtu Kliwon, wuku Kuningan.

Di saat ini semua umat Hindu melakukan pemujaan untuk para Dewa, Pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan, hingga tuntutan lahir batin.

 Baca Juga: 6 Perayaan atau Festival Terkenal di India, Ada Pertemuan Peziarah Hindu Terbesar di Dunia

Pelaksanaan upacara pada hari Kuningan sebaiknya dilaksanakan semasih pagi dan tidak dibenarkan setelah matahari condong ke barat.

Hal ini karena pada hari tersebut, Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberkahi dunia dan umat manusia sejak jam 00:00 dini hari sampai jam 12:00 siang.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler