Serat Centhini: Hubungan Intim Suami Istri Dilakukan pada Tanggal Ini, Akan Lahir Anak Bertubuh Kerdil

19 Agustus 2022, 16:35 WIB
Menurut Serat Centhini, hubungan intim suami istri pada tanggal-tanggal tertentu akan melahirkan anak bertubuh kerdil atau stunting /Yoga mulyana /Instagram @neutral.minimal.co

JURNAL SOREANG - Masalah anak bertubuh kerdil (stunting) ternyata sudah menjadi perhatian masyarakat Jawa pada 200 tahun lalu atau tepatnya pada tahun 1814 Masehi.

Ketika itu, terbit Serat Centhini yang menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa.

Menurut buku yang ditulis tiga pujangga dari Kerajaan Surakarta, yakni Ranggasutrasna, Yasadipura II, dan R.Ng. Sastradipura itu, penyebab stunting salah satunya karena hubungan intim suami istri dilakukan pada tanggal atau waktu yang tidak tepat.

 

Baca Juga: Ga Perlu Obat atau Ramuan Lain, Cukup Lakukan Ini Agar Kuat Berhubungan Intim Menurut dr Zaidul Akbar

Untuk itu, Serat Centhini yang disusun dalam 12 jilid yang terdiri dari 4.000 halaman, menyarankan agar dalam berhubungan intim suami istri, pasangan harus mengikuti petung (perhitungan) agar tidak berakhir buruk.

Serat Centhini selama ini lebih dikenal sebagai kitab ilmu seks milik orang Jawa atau buku Kamasutra-nya Indonesia.

Padahal, Serat Centhini yang terdiri atas 722 tembang (lagu Jawa) sebagian besar isinya mengungkapkan keseharian budaya Jawa yang dipadukan dengan ajaran Islam.

 

Baca Juga: Kembali Bertambah! Kasus Kematian Brigadir J, Polri Tetapkan Istri Ferdy Sambo Jadi Tersangka

Setiap lembar Serat Centhini menceritakan tata cara, adat istiadat, legenda, cerita, ilmu-ilmu kebatinan, dan pengetahuan lain yang hidup di kalangan masyarakat Jawa pada abad 16-17 Masehi.

Bahkan, Serat Centhini juga mengandung ajaran tasawuf sufi di dalamnya. Termasuk, seks merupakan salah satu bahasan dan diceritakan dalam Serat Centhini.

Kendati porsi bahasan seks relatif sedikit, justru seks yang menarik perhatian dibandingkan masalah-masalah lainnya.

Imbasnya, Serat Centhini selama ini lebih dikenal sebagai kitab ilmu seks milik orang Jawa atau Kamasutra-nya Indonesia.

 

Baca Juga: Ternyata Menghisap Payudara Istri Saat Hubungan Intim Bisa Bakar Kalori Tubuh, hingga Kurangi Berat Badan?

Penulisan kembali Serat Centhini dilakukan oleh banyak pihak, di antaranya Elizabeth Inandiak dan Agus Wahyudi.

Elizabeth Inandiak menulis ulang Serat Centhini dalam bentuk prosa liris. Salah satu bukunya berjudul "Centhini: Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan".

Saduran Elizabeth Inandiak secara keseluruhan telah diterbitkan menjadi 4 buku yang masing-masing berjudul Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, Minggatnya Cebolang, Ia yang Memikul Raganya, dan Nafsu Terakhir.

 

Baca Juga: Bukan Miss V atau Mr P! Ternyata Bagian Tubuh Inilah yang Paling Berperan Beri Kenikmatan saat Hubungan Intim

Sementara, Agus Wahyudi menulis ulang Serat Centhini dalam bentuk novelisasi dalam 12 jilid. Jilid 1 tentang Putra-Putri Sunan Giri Menjelajah Nusa Jawa.

Kemudian, Jilid 2 tentang Pengembaraan Cebolang Mencari Jati Diri. Jilid 3: Perjalanan Cebolang Meraih Ilmu Makrifat.

Selanjutnya, Jilid 4: Antara Cebolang dan Nyai Demang. Jilid 5: Pertobatan Cebolang & Syekh Amongraga Menjemput Jodoh.

 

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Persib Lawan PSS Sleman Hari Ini, Formasi Maut 4-4-2

Berikutnya, Jilid 6: Pernikahan Syekh Amongraga dan Tambangraras. Jilid 7: Wejangan Syekh Amongraga tentang Ilmu Kesejatian.

Jilid 8: Ujung Pengembaraan Jasmani Syekh Amongraga. Jilid 9: Pengembaraan Jayengresmi, Jayengraga, dan Kulawirya Mencari Syekh Amongraga.

Jilid 10: Akhir Pengembaraan Kerabat Wanamarta. Jilid 11: Akhir Perjalanan Syekh Amongraga - Awal Menuju Penitisan Trah Mataram.

Terakhir, Jilid 12: Dua Sejoli Hidup Bahagia di Alam Kesempurnaan.

 

Baca Juga: Bercinta Dengan istri Kurang Hot Karena Vaginanya Kendur, Berikut 6 Hal yang Menyebabkan Miss V Longgar

"Novelisasi Serat Centhini Jilid 1-12, kutulis secara maraton tahun 2010-2014," kata Agus Wahyudi di akun Instagram pribadinya, @aguswahyudi399.

Pada tahun 2020, Agus Wahyudi menerbitkan buku berjudul "Centhini: Kitab Seks Jawa". Hal itu membuat Serat Centhini lebih dikenal lagi sebagai kitab ilmu seks milik orang Jawa.

"Anggapan tersebut (Serat Centhini sebagai kitab seks) tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Seks dalam Serat Centhini setidaknya memiliki dua fungsi utama yakni sebagai bagian dari ajaran (pengetahuan) dan sebagai sarana humor," tulis Agus dalam Pendahuluan buku "Centhini: Kitab Seks Jawa".

 

Baca Juga: 5 Bahaya Terlalu Sering Masturbasi, Salah Satunya Sebabkan Ejakulasi Dini Hingga Hubungan Intim Terganggu?

Disebutkan, masyarakat Jawa sudah mengenal kalender seksual. Setiap hari organ genital seksual yang sensitif pada perempuan selalu berpindah tempat, sesuai dengan tinggi rendahnya Bulan (berdasar pada kalender Jawa).

Dalam Serat Centhini terungkap bahwa suami harus memperhatikan istrinya berdasarkan ciri-ciri atau penampakan tubuhnya, sebelum berhubungan intim.

Selain itu, dalam berhubungan intim suami-istri, pasangan harus mengikuti petung (perhitungan) agar tidak berakhir buruk.

 

Baca Juga: Prediksi Persib VS PSS Sleman di Liga 1, Maung Bandung Turunkan Formasi Maut

Di antaranya, jangan berhubungan intim suami-istri pada tanggal 1 atau pada akhir bulan karena hal itu tidak baik. Jika menjadi anak nantinya ia akan bertubuh kerdil (stunting).

Kemudian, jangan berhubungan intim suami-istri pada saat fajar sebab kalau jadi anak nantinya anak itu akan hidup dalam kehinaan.

Selanjutnya, jangan berhubungan intim suami-istri pada malam menjelang Idulfitri, karena jika jadi anak maka anak itu kelak akan durhaka pada orang tuanya.

Berikutnya, jangan berhubungan intim suami-istri pada hari Sabtu atau malam Ahad karena jika menjadi anak maka kelak anak itu nantinya akan celaka dengan tercebur ke dalam air saat masih bayi.***

Editor: Edi Purwanto

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler