JURNAL SOREANG - Soal arwah di malam jumat yang sering dibicarakan dan ditanyakan, Gus Baha pun menjawab dan menjelaskan hal tersebut
Dalam salah satu kajiannya Gus Baha menjelaskan mengenai arwah seseorang setelah kematian, banyak jamaah yang mempertanyakan dan menghubungkan dengan malam Jumat.
Masih banyaknya pemahaman yang mengaitkan arwah seseorang yang sudah mati dengan malam Jumat, Gus Baha pun menjelaskan dan meluruskan mengenai pemahaman yang beredar.
Sampai saat ini pemahaman malam Jumat sangat kental dengan arwah seseorang yang sudah mati, banyak yang mengkaitkan bahkan menganggap bahwa di malam tersebut akan terjadi sesuatu.
Gus Baha ditanyakan masalah mitos atau fakta arwah tiap malam Jumat pulang ke rumah.
Pertanyaan mengenai arwah itu disodorkan pada Gus Baha oleh salah satunya jemaahnya.
Baca Juga: Sedekah Tidak Boleh Sembarangan, Gus Baha Jelaskan Mengenai Cara yang Benar, Simak Penjelasannya
Dilansir dari video channel youtube kajian cerdas official, berikut keterangan Gus Baha mengenai arwah tiap malam Jumat pulang ke rumah.
Gus Baha dengan menjelaskan jika arwah tiap malam Jumat pulang ke rumah itu ialah mitos.
"Barzah itu alam pembatas di antara alam dunia dan alam akhirat. Selanjutnya yang kita tentu melawan, ucapnya jika malam Jumat itu Mbah (kakek/nenek) pulang ke rumah. Karenanya mitos!, " Sebut Gus Baha sebagaimana dikutip dari video yang dilihat di kanal Youtube Kajian Cerdas Official.
Baca Juga: Idol Kpop Jessi Beri Sinyal Kolaborasi dengan Agnez Mo Akan Segera Terjadi, Meminta Fans Bersabar
Seterusnya Gus Baha justru memberi guyonan andaikan arwah tiba kerumah itu bukan mitos.
Permasalahannya, kata Gus Baha hal tersebut akan menyusahkan.
"Mbah yang (saat masih hidup) sukai rokok, lalu mejanya diberi rokok. La andaikan saat hidup di dunia sukai menonton film porno seperti Rukhin, kan ribet!, " Katanya
"Jika demikian ya kacau-balau..!! Hehehe,".
Tetapi, Gus Baha sampaikan jika hal itu masih dipercaya di desa-desa.
"Kita tentu melawan, tetapi banyak di desa-desa masih demikian. "Mbahmu senang iki, le…" (Kakekmu sukai ini nak…),".
"Baru saat gemblong (ketan) dikonsumsi tikus, "Le, gemblonge wes kalong, wes dipangan Mbahe.." (Nak, ketannya telah menyusut, telah dikonsumsi sama kakek),".
"Mbah tikus itu, aneh-aneh saja! Hehe,".
"Jika yang semacam itu kita tentu melawan. Maknanya ‘menentang' itu tentu tidak pas!,".
Tetapi, meski begitu masih susah untuk mengubah penglihatan beberapa orang mengenai mitos itu.
Tetapi, kita membuat karena bertemu sama orang pemula. Ketentuannya orang pemula itu وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (beralihlah dari beberapa orang yang bodoh).
Namun Gus Baha ingat ke kita supaya tidak begitu ribut atau pikirkan hal semacam itu.
Baca Juga: Hati Hati Dalam Berbicara Sebab Bisa Menimbulkan Hal ini, Begini Penjelasan Buya Arrazy Hasyim
Karena, kelak angkatan yang yakin sama hal tersebut (roh pulang ke rumah saat malam Jumat) akan selekasnya mati.
"Tak perlu gempar (ribut) ajak berantem. Jika mereka telah mati kan tinggal (angkatan) kamu," katanya
"Karena itu, kiai-kiai sabar, "Walah, yang punyai kepercayaan semacam itu sesaat lagi mati, diamkan saja, tak perlu di-sweeping, tak perlu dilempengkan.".
"Paham nggeh? Jadi ini penting saya sampaikan,"pungkasnya.***