JURNAL SOREANG – Di akhir bulan Syaban ini yang menjadi tema kita adalah tentang mengingatkan diri. Menjelang memasuki Ramadhan yang suci, yang harus kita perhatikan adalah tentang niat ikhlas yang menjadi ruh segala amal kita.
Keikhlasan yang kita siapkan mengawali Ramadhan, akan menciptakan rantai keshalihan di setiap kebaikan yang kita lakukan.
Imam Ahmad menasehati anaknya dengan berkata, “Wahai anakku, berniatlah dengan baik, karena sesungguhnya engkau selalu berada dalam kebaikan selama engkau berniat baik.”
Baca Juga: JELANG RAMADHAN: Ucapan Selamat Ramadhan 2022 Bahasa Sunda Untuk Dibagikan di Medsos
Keikhlasan mnciptakan perbedaan yang besar antar kita, dari sisi usia manfaat amal. Seperti dikatakan Hamdun Al Qishar saat ditanya, “Apa sebabnya ucapan para salaf lebih bermanfaat dari ucapan kit?”
Hamdun menjawab, “Karena bicara demi kemuliaan Islam, keselamatan jiwa, dan ridha Ar Rahman, sedang kita bicara demi kemuliaan diri, mencari dunia, dan ridha manusia.”
Ar Rabi’ bin Khaitsam berkata, “Segala sesuatu yang tidak dimaksudkn mencari ridha Allah akan hilang (menyerap seperti air di pasir).”
JelangBaca Juga: Simak! Jelang Ramadhan, Berikut Adab Ziarah Kubur Menurut Ustadz Berik Said Hafizhahullah
Puasa adalah ibadah yang berbeda dengan ibdah-ibadah yang lain. Islam mengankat kedudukannya, dan memberinya keistimewaan yang tak ada dalam ibadah yang lain.
Allah berfirman di sebuah hadits qudsi, “Puasa itu milik-Ku dan Akulah yang akan memberi ganjarannya." (Muttafaq ‘Alaih)
Ikhlas adalah mahkota setiap amal, namun ia tidaklah sekedar pengakuan; bahwa seseorang, meskipun mengaku ikhlas dan manusia mempercayainya, tapi di sisi Allah tidak ada yang tersembunyi sedikit pun.
Baca Juga: simak! Jelang Ramadhan, Berikut Adab Ziarah Kubur Oleh Ustadz Berik Said Hafizhahullah
Kikhlasan itu adalah seseorang menjadikan setiap gerak, diam, ibadahnya yang terlihat dan tersembunyi, murni untuk ridha Allah, tidak mengharapkan sedikit pun harta dunia dan pujian manusia.
Fadhl bin Ziyad berkata, “Aku bertanya kepada Imam Ahmad tentang fungsi niat, ia berkata, “Ia mengobati seseorang, jika ia ingin beramal, amal itu tidak dikerjakannya untuk manusia.”***