JURNAL SOREANG - Ustadz Felix Siauw, seorang pendakwah berasal dari keluarga Tiong Hoa, selalu memberikan ceramah.
Ia adalah seorang penulis buku sejarah islam, buku motivasi islam, dan juga memiliki percetakan Al Fatih Press.
Apakah benar kita ingin masuk surga? Namun apakah jalan hidup yang kita jalani menuju kesana.
Ataukah itu sebuah cita-cita tanpa perbuatan nyata, simak mutiara Hikmah dari Ustadz Felix Siauw, agar kita konsisten memegang impian kita.
Berikut tulisan Ustadz Felix Siauw dalam instagramnya:
Kita tau pasti kalau neraka tuh nggak enak banget, tapi anehnya pilihan-pilihan kita selalu nyerempet kesana.
Parahnya lagi, kita jelas-jelas tau surga nikmat dan kepengen itu jadi tempat akhir kita, tapinya pilihan-pilihan hidup kita kok jauh banget dari situ.
Itulah kenapa, paling sulit dalam hidup itu mengendalikan nafsu. Hidup kita yang sekarang, itu hasil akumulasi hidup di masa lalu.
Artinya, masa depan kita itu hasil dari pilihan-pilihan hidup kita yang sekarang.
Kita tau siapa kita di masa depan, dimana kita dimasa depan dari pilihan-pilihan kita yang sekarang, tapi prakteknya nggak se-simpel itu
Persis sama kayak sehari-hari kita kan? Kita lihat ada orang badannya bagus, ideal, karena latihan dan diet yang dia lakukan.
Baca Juga: Apa Hubungannya Persib, Piala Dunia dan Moto GP? ini Kata Cepot dan Dawala
Tapi kita pingen badannya aja yang ideal, tapi kita selalu gagal meniru pola makan dan latihan yang orang itu lakukan.
Dari situ kita paham, kepengen aja nggak cukup. Jadi kalau ada orang (termasuk kita sendiri) yang selalu bilang "Aku tuh kepengen..",
"Aku tuh sebenernya mau..", tapi dia nggak bisa-bisa mewujudkan, maka ada beberapa kemungkinan.
Bisa jadi dia nggak serius pengennya, atau dia nggak yakin, bisa jadi juga dia salah jalan, kecil kemungkinan karena nasib.
Balik lagi ke surga dan neraka, itulah susahnya. Sering banget kenikmatan semu ngibulin kita, membuat kita lupa tujuan jangka panjangnya.
Persis kayak kita lagi diet, kita tau kenyang itu kenikmatan sementara, tapi kita suka lupa, kita suka panik dengan apa yang di depan mata
Maka Islam itu nggak membiarkan semua diserahkan pada kesungguhan niat kita, tapi dikombinasi dengan lingkungan yang mendukung, dan aturan yang memaksa.
Ya secara teoritis, lebih baik dipaksa masuk surga daripada rela masuk neraka, ya nggak sih?
Tiap hari itu masalah kita, antara melakukan hal yang harusnya kita lakukan, atau ngikutin nafsu yang memang enak, doing nothing, expecting everything.
Jadi yang kita perlu kadang bukan motivasi, karena saya yakin semua sudah tau apa yang harus dia lakukan. Kadang kita hanya perlu maksa diri melakukan yang harusnya dilakukan
Kalau serius, lakukan aja, tanpa tapi, tanpa nantI.***