Muslim yang Mempunyai Sifat Malu Seluruhnya Mengandung Kebaikan, Ia Adalah Cabang Dari Iman

30 Januari 2022, 20:15 WIB
Ilustrasi Muslim yang Mempunyai Sifat Malu Seluruhnya Mengandung Kebaikan, Ia Adalah Cabang Dari Iman /tangkapan layar/pixabay/omaralnahi


JURNAL SOREANG - Rasa malu merupakan bagian ahlak Nabi SAW yang harus dijadikan teladan bagi kaum muslimin. Tentang sifat malu Nabi SAW, seorang sahabat besar bernama Abi Said al Khudri RA menceritakan:

"Adalah Rasulullah SAW sangat tinggi rasa malunya, lebih pemalu daripada gadis pingitan. Apabila Beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahuinya pada wajah Beliau" (HR Muslim).

Sebagaimana dikutip JURNAL SOREANG dalam buku Apakah Anda Berkepribadian Muslim?. Menjelaskan tentang budi pekerti, Ahlak yang harus dimiki seorang muslim salah satunya sifat malu.

Baca Juga: Ciri Muslim Sejati Yaitu yang Selalu Menepati Janji, Berbohong Adalah Salah Satu Sifat Munafik

Sifat pemalu, menurut pengertian para Ulama, selalu brontak kepada sifat-sifat tercela, pantang menolak kebenaran dan takut mengkebiri hak-hak orang lain.

la selalu cenderung mengikuti seruan petunjuk Nabi yang dipahami dari hadits-haditsnya, selalu melakukan kebaikan dan menghargai pelaku kebaikan.

Ia menun tun kepada sikap dan tindakan yang berguna di dalam masyarakat nya. Umron bin Hashin RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sifat pemalu itu tidak mendatangkan sesuatu apapun kecuali kebaikan" (Muttafaq alaih).

Baca Juga: 10 Pria Terganteng di India, Ternyata Salah Satunya Shahrukh Khan, Berikut Daftar Lengkapnya

Dan dalam riwayat Muslim, dengan ucapan yang sedikit berbeda: "Sifat pemalu itu seluruhnya mengandung kebaikan".

Dari Abu Hurairah RA, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Iman itu mempunyai 71 atau 61 cabang, dan yang paling utamanya adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan kecuali Allah), dan serendah-rendahnya adalah menyingkirkan duri (gangguan dari jalan). Dan sifat pemalu satu bagian dari iman" (HR Muttafaq alaih).

merupakan Seorang muslim yang benar/jujur selalu mengisi hidupnya dengan cara terdidik, halus perasaan, tak terbetik dalam hatinya niat untuk melakukan perbuatan tercela yang dapat mengganggu orang lain, dan tidak pula mengkebiri hak orang lain.

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Perempat Final Piala Afrika 2022, Senegal vs Guinea Khatulistiwa, Siapa Bakal Menang?

Yang demikian itu bahwa semua sifat tercela itu dapat terkubur oleh sifat pemalu. Tidak cukup rasa malu itu hanya tertuju kepada manusia, tetapi bahkan lebih besar di hadapan Allah.

Karena sifat malu itu, dia tidak berkenan mencampur adukkan keimanannya dengan kezaliman. Di sinilah jelas bahwa sifat pemalu merupakan cabang dari iman.

Ikatan moral yang berlandaskan iman kepada Allah dan hari akhir memungkinkan insan muslim dapat berlaku ihlas secara mendalam, terhadap yang lain. Keteguhan ahlak inilah yang pada gilirannya di kemudian hari dapat merubah keadaan.

Malunya terhadap Allah terpancar dalam rahasia hatinya, sebelum muncul rasa malunya terhadap sesama manusia secara lahiriah. Sifat pemalu terhadap Allah inilah yang membedakan dan sekaligus merupakan garis demarkasi antara ahlak seseorang muslim dan moral non muslim.***

Editor: Handri

Sumber: Buku Apakah Anda Berkepribadian Muslim?

Tags

Terkini

Terpopuler