JURNAL SOREANG - Hubungan badan suami istri menjadi salah satu sarana untuk membangun hubungan yang harmonis dalam berumah tangga.
Apalagi hubungan ini merupakan berkah yang diberikan Allah SWT kepada pasangan yang sudah menikah secara sah.
Bahkan dalam ajaran Islam, ada ketentuan syariat yang harus dipahami pasangan suami istri dalam urusan diatas ranjang ini.
Dalam sebuah kajian, Buya Yahya mengungkapkan bahwa dosa bagi seorang suami yang menolak ajakan istrinya untuk berhubungan badan tanpa Udzur atau alasan.
Baca Juga: Oknum Guru Diduga Perkosa Santriwati di Bandung, 8 Korban diantaranya sampai Melahirkan
"Kecuali seorang suami tanpa alasan tidak berhubungan dengan istrinya sampai empat bulan, dia bisa menggugat ke pengadilan," katanya.
Mengenai tuntutan ini, Buya Yahya menjelaskan, pandangan para ulama, ada batas waktu yang berlaku dari satu bulan sampai empat bulan.
Meskipun istri tidak dapat menuntut sebelum empat bulan, suami tetaplah dosa hukum karena menelantarkan istrinya.
Lalu bagaimana jika seorang istri menolak ajakan suaminya untuk berhubungan Badan? Buya Yahya menegaskan terkutuk jika menolak berhubungan seks tanpa alasan.
Baca Juga: Jadwal Shalat dan Puasa Kamis untuk Makassar dan Sekitarnya, Kamis 9 Desember 2021
"Wanita itu dikutuk oleh malaikat karena menunjukkan bahwa dia tidak peduli," katanya, dikutip PortalJember.com dari video YouTube Al-Bahjah TV, 3 September 2020.
Buya Yahya mengingatkan, hubungan badan dalam rumah tangga merupakan hal penting yang harus dicegah antara suami istri dengan Pintu setan terbuka.
“Betapa banyak kehinaan yang terjadi, perzinahan dan sebagainya karena kecerobohan seperti itu. Di akhirat suami akan digugat karena membiarkan istrinya ditelantarkan, itu haram hukumnya,” pungkasnya.
Terakhir, Buya Yahya menyampaikan doa dan harapannya agar Allah SWT selalu melindungi keluarga dari masalah tersebut.***
Disclaimer: Sebelumnya artikel ini sudah tayang di www.portaljember.pikiran-rakyat.com berjudul "Hati-hati! Istri dikutuk bidadari jika melakukan ini di ranjang, Buya Yahya: Penistaan banyak terjadi"