Mengungkap Amalan dan Sisi Lain dari Tradisi Hari Rebo Wekasan di Indonesia

6 Oktober 2021, 06:29 WIB
Mengungkap Amalan dan Sisi Lain dari Tradisi Hari Rebo Wekasan di Indonesia /PIXABAY

JURNAL SOREANG – Di Indonesia ini banyak sekali tradisi yang berasal dari agama islam, salah satunya ada satu tradisi bernama Hari rebo wekasan, yang mana ini adalah istilah untuk hari rabu terakhir di bulan Safar.

Dalam kitab Fathul Mulki-l-Majid, disebutkan bahwa menurut penuturan sebagian orang arif, hari rabu terakhir bulan Safar Allah pernah menurunkan bala’ atau penyakit sebanyak 320.000 bala.

Untuk itu banyak cerita yang menganjurkan kita untuk memperbanyak melakukan ibadah, dzikir, doa dan amalan baik lainnya agar kita terhindar dan dilindungi oleh Allah SWT dari bala tersebut.

Baca Juga: Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan Menangis, Lihat Warganya di Baleendah Mengalami Sakit Langka

Amalan-amalan yang dilakukan pada hari rebo wekasan, biasanya:

1. Memperbanyak sedekah terutama kepada anak yatim dan fakir miskin
Hal ini karena sedekah bisa menolak dan menjauhkan kita dari bala.

2. Membaca surah yasin, kemudian setelah sampai ayat ‘salamun qoulam mirrobir rohim’ lalu ulamgi hingga 313 kali.

Baca Juga: Jelang Seri Kedua, Persib Gelar Latihan Pagi dan Sore Hari Tanpa Made Wirawan, Ini Kabar Terakhir Made

3. Melaksanakan salat sunah mutlak sebanayak empat rakaat dengan dua kali salam. Pada tiap rakaat setelah membaca surat Al-fatihah, dianjurkan untuk membaca surat Al-kautsar 17 kali, surat Al-ikhlas 5 kali, surat Al-falaq satu kali dan an-nas satu kali.

4. Memperbanyak bacaan istigfar, sholawat dan bacaan zikir lainnya.

5. Kemudian berdoa agar terhindar dan dilindungi dari bala

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kota Cimahi dan Bandung Barat, Hari ini Rabu, 6 Oktober 2021, Simak Lokasinya

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh kalangan masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura.

Di Jawa sendiri tradisi ini dilakukan dengan berbagai macam kegiatan seperti petik laut di Banyuwangi, sedekah tajin safar di kabupaten Sumenep, upacara rebo pungkasan di kabupaten Bantul, hingga rabu abeh di Aceh Barat Daya.

Di Banyuwangi, petik laut merupakan tradisi dimana masyarakat khususnya nelayan yang tinggal di pesisir pantai menghias perahu-perahu mereka dengan beragam sajian makanan. Sajian tersebut di taruh di atas perahu untuk dilarung ke laut.

Baca Juga: Harapan di Tiap Laga Raih Poin Maksimal, Kuswara: Kami Hargai Atensi dan Kritik Bobotoh

Pasalnya sajian tersebut diibaratkan sebagai simbol penyakit dan bencana. Sebelum melarung sesaji tersebut, para masyarakat berdoa untuk meminta keselamatan dan keberlimpahan rezeki.

Berbeda dengan petik laut di Banyuwangi, sedekah tajin safar di kabupaten Sumenep memiliki tradisi yang lain.

Para masyarakat biasanya memberikan sajian berupa kudapan makanan untuk dibagikan pada tetangga atau orang terdekar, terutama para kyai.

Baca Juga: SIM Keliling Kota Bogor, Hari Ini Rabu, 6 Oktober 2021, Simak Informasi Lengkapnya

Tujuannya sama yaitu untuk mencari berkah dan keselamatan sang pencipta.

Lain halnya dengan tradisi rebo wekasan di kabupaten Bantul. Disinj para masyarakat menggelar upacara sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta.

Biasanya saat upacara berlangsung, warga setempat membuat lemper raksasa untuk dikirab dari Masjid Al-Huda Karanganom menuju Balai Desa Wonokromo. Kemudian lemper itu akan dibagikan untuk warga yang hadir.

Baca Juga: Tekanan Bobotoh Kian Kuat, Tak Ada Kata Istirahat, Skuad Persib Gelar Latihan Pagi dan Sore

Kalau di Jawa dikenal dengan istilah Rebo Wekasan, masyarakat Aceh mengenalnya dengan istilah Rabu Abeh.

Rabu Abeh merupakan tradisi tolak bala yang dilakukan oleh warga Meulaboh di Aceh Barat Daya.

Pada tradisi ini, biasanya masyarakat akan beramai-ramai ke tepi pantai untuk makan dan berdoa bersama.

Baca Juga: Kontra Bhayangkara FC, Robert Alberts Pastikan Kesiapan Tim Persib

Selanjutnya mereka akan mandi kembang bersama di pinggir pantai sebagai simbol pembersihan diri dari segala bentuk hal-hal buruk dan diharapkan penyakit dan kesialan dalam diri pun ikut hanyut bersama air laut.

Nah, itulah beberapa tradisi rebo wekasan yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Bagaimana tradisi rebo wekasan yang ada di daerah Anda?***

Editor: Handri

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler