Membeli Baju Bekas Impor atau Thrifting, Halal atau Haram? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat

5 Agustus 2021, 09:44 WIB
Pasar Baju Bekas Gedebage Bandung, Membeli Baju Bekas Impor atau Thrifting, Bolehkah? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat /Caca Cariwan/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG – Baju bekas impor atau istilah kerennya adalah thrifting, seringkali menjadi pilihan untuk membelinya daripada baju baru.

Baju thrifting biasanya baju bekas impor tetapi masih layak pakai dan terkadang dari merk-merk yang terkenal.

Anak muda yang sering menjadi pemburu barang-barang thrifting atau bekas impor tersebut, karena harga yang dibandrol sangat murah-murah.

Baca Juga: Simak Sejarah Terbentuknya Kalender Hijriah Menurut Ustaz Adi Hidayat

Tapi apakah membeli baju bekas impor atau thrifting itu diperbolehkan? Ini penjelasan dari Ustaz Adi Hidayat.

Dilansir Jurnal Soreang pada Kamis 5 Agustus 2021 pada buku yang berjudul “Umat Bertanya Ust Adi Hidayat Menjawab” yang ditulis langsung oleh dirinya.

Ustaz Adi Hidayat kemudian memberikan penjelasan mengenai jual beli baju thrifting dalam buku tersebut.

Baca Juga: Bolehkan Membaca Alquran di HP? Berikut Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Menurutnya, halal atau haramnya tidak tergantung apakah barang itu merupakan barang eskpor atau impor.
Yang menjadikan patokan halal dan haram didasarkan pada ketentuan di dalam dalil.

Kemudian, Ustaz Adi Hidayat memberikan contoh, misalnya ketika kita membeli tas dan tas tersebut terbuat dari kulit babi, maka itu haram.

Baca Juga: Bolehkah Pakai Nada Dering Ayat Alquran di HP? Begini Kata Ustaz Adi Hidayat

Lebih lanjut, dirinya menuturkan bahwa pada dasarnya ekspor dan impor itu adalah halal, tetapi jika dalam pengirimannya ada unsur penipuan, itu haram.

Ataupun dalam distribusi barang tersebut terjadi tindakan riba, maka hal itu bisa menjadi haram.

Walaupun barang ekspor maupun impor tersebut tadinya adalah barang yang halal.

adi hidayatBaca Juga: Bolehkah Bawa HP yang Instal Alquran ke Toilet? Begini Jawaban Ustaz Adi Hidayat

Di akhir, Ustaz Adi Hidayat menegaskan bahwa kita harus memerhatikan dua hal. Di antaranya:

Pertama, kita harus memerhatikan barang impor tersebut dari barang halal atau haram.

Kedua, proses impor itu ada mengandung unsur penipuan dan riba atau tidak.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler