Ada 10 Juta Penderita Diabetes, Dampak Kebutaan Akibat Diabetes Bisa Dicegah Ini Caranya

12 Desember 2020, 13:20 WIB
Ilustrasi Makanan yang harus dihindari oleh seseorang memiliki penyakit diabetes /Pexels/ Naim Benjelloun

JURNAL SOREANG- Jumlah kasus diabetes di Indonesia makin bertambah akibat pola hidup dan pola makan. Salah satu akibat diabetes adalah retinopati diabetik yakni komplikasi akibat diabetes yang bisa mempengaruhi penglihatan hingga menyebabkan pasien buta.

"Ada 10 juta penderita diabetes di Indonesia. Salah satu komplikasi yang ditakutkan adalah kebutaan, yang umumnya tidak bisa pulih. Tetapi (kebutaan ini) bisa dicegah apabila dideteksi dini," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), dr. Muhammad Sidik, seperti dikutip ANTARA, Sabtu, 12 Desember 2020.

Hal sama juga dikatakan dokter spesialis dari PERDAMI, Arief S Kartasasmita. Saat seseorang terdiagnosis diabetes, dia perlu segera berkonsultasi ke dokter mata tergantung tipe penyakitnya.

Baca Juga: Sehat Untuk Jantung dan Lambung. Ini 8 Manfaat Bawang Merah yang Belum Banyak Diketahuilah

Pada pasien diabetes tipe-1, tes pertama bisa dilakukan 3-5 tahun setelah terdiagnosis dan kembali menjalani tes setiap tahun. Sementara pada penyandang diabetes tipe-2 disarankan segera melakukan tes setelah terdiagnosis dan kembali melakukannya setiap tahun.

Laman Mayo Clinic mencatat, bahkan pasien tetap perlu menjadwalkan pemeriksaan mata tahunan bahkan jika tampaknya penglihatan baik-baik saja.

Kondisi kehamilan dapat memperburuk retinopati diabetik, sehingga pemeriksaan mata pasien sebaiknya dilakukan pada trimester pertama dan kembali melakukannya 1-3 bulan sekali.

Baca Juga: Gibran dan Bobby Menang PIlkada, Rocky Gerung: Pak SBY dan Ibu Mega Harus Belajar dari Pak Jokowi

Dalam kesempatan itu, dokter spesialis mata dari PERDAMI, Yeni D Lestari menargetkan skrining bisa dilakukan di layanan primer yakni Puskesmas untuk mendeteksi dini kasus retinopati diabetik sehingga bisa dilakukan intervensi.
Kemudian, jika pasien sudah ada indikasi retinopati diabetik, maka dia bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder dan tersier.

Arief mengatakan, pemeriksaan bisa dilakukan menggunakan ophthalmoskop oleh dokter umum sebagai langkah deteksi pada fase awal.

Selain pemeriksaan mata, pencegahan retinopati diabetik juga bisa melalui pola makan sehat dan beraktivitas rutin minimal 150 menit berjalan setiap minggu, memeriksa kadar gula darah beberapa kali dalam sehari dan memastikan kadar gula darahnya terkontrol.

Baca Juga: Kemendikbud Bantu Anak Pemulung yang Viral di Media Sosial. Anak Itu Sering Belajar di Trotoar

Semakin lama pasien menyandang diabetes, semakin besar peluangnya terkena retinopati diabetik. Namun, jika dia menjaga kadar gula darahnya terkontrol, maka risiko terkena retinopati diabetik semakin rendah.

"Penyebab (retinopati diabetik) dari sisi durasi diabetes biasanya di atas 10 tahun tergantung tipe, kontrol gula darah yang buruk, kolesterol, hipertensi dan (pasien diabetes) tidak mau berobat," tutur Arief.

Jika sudah terlanjur terjadi retinopati diabetes, pasien bisa menjalani terapi antara lain laser, obat anti-VEGF untuk menyembuhkan gejala hingga pembedahan untuk mencegah kebutaan.***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler