Merdeka Belajar! PMII Ciamis Sebut Pola Pendidikan Harus Dirubah, Begini Jawaban Kadisdik

- 10 September 2023, 11:34 WIB
Ketua PMII Ciamis Leza Lijayanto dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Asep Saeful Rahmat.
Ketua PMII Ciamis Leza Lijayanto dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Asep Saeful Rahmat. /Kayan/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Dua tahun ke belakang, di Indonesia pernah dilakukan penelitian oleh Global British Council yang bekerjasama dengan lembaga riset pemuda independen, dan bantuan jaringan lokal seperti Indonesia Youth Foundation.

Penelitian itu bertujuan untuk memahami sikap dan aspirasi kaum muda dari berbagai latar belakangan mengenai berbagai isu seperti pendidikan, gaya hidup, opini, keresahan, serta harapan terhadap negara.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Ciamis, Leza Lijayanto.

Baca Juga: Silaturahmi Akbar Guru Sekolah Mengaji di Kabupaten Bandung: Mendukung Program Bupati Bandung Kang DS

Ia menyebut, pendidikan jadi isu nomor satu yang ingin diperbaiki anak muda. Karena, hasil dari riset tersebut menunjukan bahwa isu pendidikan menjadi masalah nomor satu yang ingin diperbaiki anak muda Indonesia.

Pada saat riset tersebut dilakukan, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah menggagas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka untuk mengatasi masalah kualitas pendidikan.

Namun, disebutkan dalam laporan tersebut, kaum muda dalam penelitian mengaku belum merasakan dampak dari aturan tersebut.

"Kemudian kita akan berbicara wilayah lokal, tentunya pola kurikulum merdeka di Kabupaten Ciamis itu seperti apa," ujar Leza, Sabtu 9 September 2023.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,3 Guncang Donggala, Sulawesi Tengah: Tidak Berpotensi Tsunami

Ia menyebut, pendidikan di Kabupaten Ciamis perlu ditingkatkan minat anak untuk sekolah. Karena masih ada anak yang sudah masuk di jenjang pendidikan tapi kemudian putus sekolah dengan berbagai faktor. Salahsatunya terbentur dengan faktor biaya.

"Padahal, ketika melihat program-program pemerintah pusat hari ini, dengan diwajibkannya belajar 12 tahun, tentunya sudah difasilitasi. Pemerintah kurang apa jika berbicara pendidikan," jelasnya.

Karena, menurut Dia, ini adalah modal awal bagi generasi penerus yang harus mendapatkan hak pendidikan selama 12 tahun. Sehingga, ketika berbicara kurikulim merdeka belajar, Ia menyebut, merdeka yang seperti apa?.

"Kalau bagi saya selaku ketua PMII Ciamis, merdeka ini seperti apa? Karena terkesan ada kritikan apakah adanya program ini hanya untuk mengeluarkan anggaran negara? Atau pengembangan siswanya," ucap Leza.

Baca Juga: Diskusi Rocky Gerung di Sleman Ricuh, Refly Harun Ditimpuk Botol Air

Ia mengatakan, ketika berbicara pendidikan, ada pola yang harus dibenahi. Karena hingga saat ini polanya masih sama, SD, SMP, dan SMA polanya masih sebatas pengenalan. Kapan berbicara praktek dan kapan siswa itu dilatih menganalisis.

"Ketika kita masuk kuliah, karakternya masih tetap sama. Seharusnya kan SD kelas 1-6 dan SMP kelas 1-2 pengenalan, memasuki kelas 3 baru melatih pola pikir anak bagaimana cara menganalisis. Sehingga bisa berkembang dan tentunya untuk penguatan SDM," ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Asep Saeful Rahmat, didampingi Kepala Bidang SMP mengatakan, untuk pola kurikulim merdeka belajar itu lebih menekankan murid supaya merubah paradigma dari sebelumnya yaitu Teacher Senter.

"Kurikulum merdeka belajar itu kan ada 3 pilihan, yaitu merdeka belajar, merdeka berubah, dan merdeka berbagi," ucap Kadisdik.

Baca Juga: Pemilu 2024: Inilah Hal yang Dilarang dalam Pemilu Menurut Undang Undang, Salah Satunya Adu Domba!

Ia mengatakan, merdeka belajar yaitu sekolah dengan menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi sistem mengajarnya menggunakan kurikulum merdeka.

Selanjutnya, untuk merdeka berbagi yaitu sudah total menggunakan kurikulum merdeka, tetapi boleh diaplikasikan dengan kurikulum tahun 2013. Sedangkan merdeka berbagi, ialah total menggunakan kurikulum merdeka.

"Untuk pemilihan pola belajarnya disesuaikan dengan kesiapan murid, maka pihak sekolah harus mengarahkan murid yang belum siap, yaitu di merdeka belajar dulu, selanjutnya berangsur tahun maka meningkat ke pilihan berikutnya," jelasnya.

Selanjutnya Ia menyebut, untuk sarana dan prasarana di SMP Negeri saat ini, sudah sangat memadai dan bisa menjalankan kurikulum merdeka dengan baik. Lain halnya dengan SMP swasta, karena SMP Negri dibiayai oleh pemerintah.

Baca Juga: Benarkah jika Menghirup PM 2,5 Polusi Udara Dapat Memicu Gagal Jantung? Begini Penjelasannya

"Terakhir, untuk angka putus sekolah di Kabupaten Ciamis, melihat dari angka kelulusan di tahun 2022 dan 2023, angka kelulusannya 100 persen. Sehingga untuk tingkat putus sekolah itu sangat rendah," tukasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x