"Padahal, ketika melihat program-program pemerintah pusat hari ini, dengan diwajibkannya belajar 12 tahun, tentunya sudah difasilitasi. Pemerintah kurang apa jika berbicara pendidikan," jelasnya.
Karena, menurut Dia, ini adalah modal awal bagi generasi penerus yang harus mendapatkan hak pendidikan selama 12 tahun. Sehingga, ketika berbicara kurikulim merdeka belajar, Ia menyebut, merdeka yang seperti apa?.
"Kalau bagi saya selaku ketua PMII Ciamis, merdeka ini seperti apa? Karena terkesan ada kritikan apakah adanya program ini hanya untuk mengeluarkan anggaran negara? Atau pengembangan siswanya," ucap Leza.
Baca Juga: Diskusi Rocky Gerung di Sleman Ricuh, Refly Harun Ditimpuk Botol Air
Ia mengatakan, ketika berbicara pendidikan, ada pola yang harus dibenahi. Karena hingga saat ini polanya masih sama, SD, SMP, dan SMA polanya masih sebatas pengenalan. Kapan berbicara praktek dan kapan siswa itu dilatih menganalisis.
"Ketika kita masuk kuliah, karakternya masih tetap sama. Seharusnya kan SD kelas 1-6 dan SMP kelas 1-2 pengenalan, memasuki kelas 3 baru melatih pola pikir anak bagaimana cara menganalisis. Sehingga bisa berkembang dan tentunya untuk penguatan SDM," ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Asep Saeful Rahmat, didampingi Kepala Bidang SMP mengatakan, untuk pola kurikulim merdeka belajar itu lebih menekankan murid supaya merubah paradigma dari sebelumnya yaitu Teacher Senter.
"Kurikulum merdeka belajar itu kan ada 3 pilihan, yaitu merdeka belajar, merdeka berubah, dan merdeka berbagi," ucap Kadisdik.
Baca Juga: Pemilu 2024: Inilah Hal yang Dilarang dalam Pemilu Menurut Undang Undang, Salah Satunya Adu Domba!
Ia mengatakan, merdeka belajar yaitu sekolah dengan menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi sistem mengajarnya menggunakan kurikulum merdeka.