Apalagi, lanjut Dia, saat ini ada program ketahanan pangan di desa, manfaatkan lahan-lahan yang tidak produktif dengan program tersebut. Untuk itu, jangan anti untuk mengenalkan pertanian terhadap anak-anak.
"Kerena jika sudah tahu pertanian, mungkin dari beberapa ribu anak, ada sekian persen yang memiliki ketertarikan terhadap dunia pertanian," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Ciamis, kata Dia, menghimbau atau menggalakkan magrib mengaji, atau solat magrib berjamaah, dari sekian ratus ribu penduduk ciamis pasti ada yang mengikuti himbauan itu.
Ia juga menyampaikan, seharusnya dinas terkait mendorong Pemkab Ciamis untuk mengeluarkan himbauan Mengantar Nasi ke Sawah Sebelum Sekolah, agar pertanian dikenal sejak dini dan tumbuh rasa cinta dari anak terhadap dunia pertanian," paparnya.
"Di saat nanti si anak sudah jadi tentara, jadi ASN, Pejabat, kalau sudah kenal dan cinta terhadap pertanian. Walaupun bukan petani, mereka akan akan membuka lahan pertanian, atau jika punya modal akan mengembangkan sektor pertanian," jelasnya.
Menanggapi itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Uned Setiawan mengatakan, untuk pertanian saat ini belum masuk pada kurikulum pendidikan, akan tetapi untuk anak didik SD dan SLTP bisa dididik tentang pertanian oleh orang tuanya melalui kebiasaan, atau kembali pada kebiasaan orang tua jaman dulu.
"Saat ini, anak-anak didik tidak mengenal dan tidak suka pertanian apakah faktornya karena kesalahan orang tua atau anaknya terlalu manja, kita belum tahu ya," ucap Uned.
Untuk itu, Dinas Pendidikan Ciamis saat ini, untuk mengenalkan pertanian terhadap anak didik sejak usia dini, walaupun belum masuk kurikulum tapi bisa dimasukkan pada muatan lokal atau mulok dan ekstrakulikuler.