Peluang Menguntungkan! Bank Sampah Perum Kota Galuh Ciamis Ajak Generasi Muda Nabung Sampah

- 25 Juni 2023, 18:02 WIB
Anak-anak muda pengelola Bank Sampah Perum Kota Galuh Ciamis yang sedang melakukan transaksi nabung di bank sampah.
Anak-anak muda pengelola Bank Sampah Perum Kota Galuh Ciamis yang sedang melakukan transaksi nabung di bank sampah. /Kayan/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Kabupaten Ciamis terletak di Jawa Barat, termasuk daerah yang bersih dari pencemaran lingkungan akibat sampah, udaranya segar dan terbilang cukup baik dari polusi udara yang kotor.

Hal itu dibuktikan dari berbagai penghargaan dan piala, Tahun 2022 Kabupaten Ciamis meraih piala Adipura, dan tahun 2023 Bank Sampah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Ciamis dapat Penghargaan Terbaik Nasional.

Ketua Karang Taruna Perumahan Kota Galuh, Desa Mekarjadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Gian Ferdiyana mengatakan, saat ini, sampah masih menjadi salah satu masalah yang perlu diperhatikan. Sehingga, berawal dari ide-ide para pemuda, akhirnya dibangun bank sampah yang bekerjasama dengan DPRKPLH Ciamis.

Baca Juga: Keren! Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jabar Adakan Jambore di Pangandaran, Begini Pesan Wagub Jabar

Ia menceritakan bahwa, sudah banyak komunitas bank sampah yang membuat program-program untuk membantu mengurangi sampah dengan cara menabung di bank sampah, daur ulang, hingga memproduksi sampah menjadi suatu produk yang berguna.

"Awal dibentuk bank sampah di sini sekitar pertengahan tahun 2020, yaitu pada masa-masa pandemi covid-19 bekerjasama dengan DPRKPLH Ciamis," ucap Gian, Minggu 25 Juni 2023.

Dikatakan Gian, sesuai dengan moto atau tagline Perum Kota Galuh Mandiri, yaitu City of the Joy yang berarti Kota Kebahagiaan.

Bank sampah Perum Kota Galuh menjadi salah satu komunitas yang mengajak kaum muda maupun tua untuk lebih memperhatikan dampak sampah bagi lingkungan.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING MotoGP Belanda 2023 dan Hasil Sesi Kualifikasi

Tak hanya itu, Bank Sampah Perum Kota Galuh juga mengajak kaum muda untuk mengetahui bahwa ada peluang usaha atau nilai ekonomis yang sangat menjanjikan dari nabung sampah dan proses daur ulang.

"Akan tetapi, sampai hari ini saya menilai memang belum terlalu optimal, karena tingkat nilai kesadaran masyarakat masih rendah terkait pemilahan sampah dari rumah. Saat ini baru para pemuda dan beberapa warga saja yang menabung di bank sampah," paparnya.

Kalau dihitung persentasi, kata Dia, sekitar 30 persen yang rutin menabung di bank sampah. Walaupun begitu, ada peningkatan terus menerus kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan yang harus tertata rapih.

"Apalagi, dulu kita tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS) permanen, masih TPS kontemporer, kita membuang sampah ke satu titik dan tidak ada penyelesaian akan hal itu, sehingga menyebabkan limbah yang berbau busuk," jelasnya.

Baca Juga: Tasyakur Atas Kenaikan Kelas dan Milad Pesantren SMP IT Ar Rahman Desa Lamajang, Kabupaten Bandung

Dari kondisi itu, lanjut Gian, akhirnya warga Perum Kota Galuh bekerjasama dengan DPRKPLH untuk membawa sampah yang tidak bisa diurai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sebagian sampah yang bisa diurai, warga berinisiatif memilah sampah yang bernilai ekonomis untuk ditabung di bank sampah.

Dia berharap, untuk tujuan ke depannya bisa menjadikan sarana edukasi untuk warga khususnya anak-anak agar mempunyai kesadaran diri sejak awal, bahwa ada nilai ekonomis dari sesuatu yang mereka buang setiap hari.

"Ketika anak-anak kita diajarkan untuk menabung dari hal yang tadinya kita anggap itu sampah dan tidak memiliki nilai ekonomis, maka diharapkan bisa membentuk mental yang baik, bahwa hal kecil seperti ini memiliki nilai ekonomis bagi mereka sendiri," ungkapnya.

Baca Juga: Bukan Hanya Kopi, Gunung Puntang Membuat Sejarah Menggemparkan 100 Tahun Lalu, Para Tokoh Lakukan Napak Tilas

Apabila semua tahu sampah itu punya nilai ekonomis yang tinggi, kata Dia, orang-orang jadi mikir lagi mau buang sampah sembarang. Selain dampak buruknya bagi lingkungan sekitar, juga terhadap kesehatan masyarakat.

"Ke depan, bank sampah kita akan memiliki 6 program kegiatan yaitu; memilah dan mengolah sampah dari rumah, jasa angkut sampah, kelas diskusi dan talkshow, kelas sampah untuk mengelola sampah secara optimal dan bertanggungjawab, kegiatan bakti sosial, dan festival sampah," jelasnya.

Sementara, pengelola Bank Sampah Perum Kota Galuh, Aceng berharap kesadaran masyarakat terhadap sampah lebih optimal supaya lingkungan lebih bersih dan nyaman.

Sampah-sampah yang ada dinilai memiliki nilai ekonomis, maka harus dipisah dari sampah rumah tangga.

Baca Juga: Ekspor Fesyen Muslim dari Indonesia Kalah Dibandingkan Malaysia dan Turkey, Ternyata Ini Masalahnya

"Sebab selama jadi relawan sampah, saya menyayangkan banyak sampah-sampah yang masih bernilai ekonomis disatukan dengan sampah rumah tangga hingga berbau busuk, sehingga akhirnya tidak bisa dijual," jelasnya.

Senada, Ketua RW 9 Perum Kota Galuh, Rifal Sopyan menyampaikan himbauan bahwa sekalipun sudah ada petugas kebersihan, tapi kebersihan lingkungan tetap tanggung jawab seluruh masyarakat.

Ia mengatakan, tanggung jawab kebersihan itu bukan hanya tangung jawab relawan atau petugas kebersihan, tapi kesadaran semua masyarakat.

Baca Juga: Tes IQ Matematika: Temukan Nilai Emoji pada Gambar, Hanya yang Cerdas yang bisa Menjawab, Buktikan itu Anda

"Artinya, jangan mengandalkan relawan kebersihan ketika kita masih mampu melakukannya," tukasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah