Badawang: Kesenian Tradisional Ondel-Ondel dari Jawa Barat

- 8 Februari 2023, 07:00 WIB
Badawang: Kesenian Tradisional Ondel-Ondel dari Rancaekek
Badawang: Kesenian Tradisional Ondel-Ondel dari Rancaekek /dok. rancaekekkulon.desa.id/

Menurut Sierk Coolsma pada bukunya yang berjudul “Soendaneesch-Hollandsch Woordenboek” (1913: 89), bahwa Badawang adalah een pop ter grootte en van de gedaante van een mensch. (vgl. Bebegig). Yang memiliki arti, yakni boneka yang berukuran dan berbentuk seorang pria.

Dalam definisi tersebut, Sierk Coolsma menjelaskan bahwa penamaan Badawang ini merujuk kepada suatu makna yang sama atau memiliki persamaan dengan Bebegig. Arti bebegig sendiri adalah pop in de gedaante en ter grootte van een mensen, dienst doende bij optochten of als vogelverschrikker, yang berarti boneka dalam bentuk dan ukuran seseorang, melayani dalam parade atau sebagai orang-orangan sawah.

Menurut Dadang Ahdiat Nuryanto dalam bukunya yang berjudul “Kajian Hubungan Makna Kosmologi Rumah Tinggal Antara Arsitektur Tradisional Masyarakat Sunda Dengan Arsitektur Tradisional Masyarakat Bali (Penggalian kearifan lokal menuju pembangunan berbasis konsep bangunan hijau)” (2014:1).

Dijelaskan bahwa kata “Badawang” dalam bahasa Sunda diartikan sebagai sebuah sosok manusia tinggi besar. Penggunaan kata Badawang selain sebagai salah satu nama kesenian, juga digunakan salah satunya untuk penamaan ragam hias pada rumah dengan hiasan ikan besar yang dinamakan Badawang Sarat.

Baca Juga: Malas Harus Download Aplikasi yang Penuhi Memori? Kini Cukup dengan Buka Website Ini, Apa Saja?

Akan hal itu menjadi sebuah pencarian awal mula, bahwa kemunculan seni badawang kemungkinan besar mengarah pada upaya peniruan sosok Meneer yang biasanya berbadan besar. Dapat disimpulkan secara simplistik, bahwa mungkin saja kesenian ini sudah ada sejak masa kolonial, mengingat yakni kata meneer sendiri sudah tidak digunakan pada masa kini. Mungkin ada namun agaknya sudah jarang digunakan.

Kepastian dari tahun berapa atas kemunculan seni Badawang setidaknya dapat dilihat di wilayah Rancaekek Kulon. Menurut Silvia Maharani dalam Skripsi nya yang mengangkat tentang seni Badawang ini, yang diberii judul “Perkembangan Kesenian Tradisional Badawang di Rancaekek Kabupaten Bandung tahun 1961-2000” (2012:50), dikatakan bahwa telah tercatat seni Badawang dipergelarkan di daerah Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung pada tanggal 20 Mei 1961, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kodam Siliwangi yang ke-16 dan hari kebangkitan nasional ke-53.

Dalam buku Deskripsi kesenian Jawa Barat yang ditulis oleh Ganjar Kurnia (2003), disebutkan bahwa Badawang ini adalah kesenian yang mirip ondel-ondel Betawi, dimana sebuah boneka besar dengan pakaian perlente digendong/dipakai oleh orang dengan pakaian sederhana di dalamnya. Adapun kesenian Badawang biasanya dipertunjukkan pada rangkaian acara Helaran dari pertunjukan Benjang dan arak-arakan lainnya.

Pertunjukannya sendiri hanya iring-iringan Helaran, namun hanya dalam perkembangannya boneka Memeniran ini sering berjumlah lebih dari empat dengan variasi kostum boneka yang digendong dengan bermacam-macam profil. Ada orang kaya, bangsawan, orang asing, militer, dan lain-lain. Atraksi yang paling menarik dari memeniran adalah pada si penggendong. Si penggendong ini hanya diam, yakni sebuah boneka, yang digendong sebenarnya manusia, yang dimana dapat bergerak bebas, menari dan bersorak, bermain kipas, dan lain-lain.

Baca Juga: Simak! Anak Bahasa Wajib Tahu, Berikut 4 Perubahan Penting dari PUEBI ke EYD V

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah