"Informasi palsu ini di antaranya disebarkan lewat pesan berantai, gambar, dan pemberitaan situs abal-abal. Ada juga berita yang diubah judulnya karena mengganti atau menyisipkan judul sangat mudah lalu di-screen shot seakan-akan berita asli," ujarnya
Dia mengatakan, pengguna media sosial wajib waspada terhadap penyebaran hoaks ini, khususnya lewat sebuah pemberitaan.
"Penting untuk bisa membedakan situs berita asli dan abal-abal agar tidak termakan hoaks. Sebuah situs pemberitaan biasanya menggunakan domain yang resmi dan terdaftar. Misalnya .com, .co.id, .id, dan sebagainya," ujarnya.
Baca Juga: Hoaks! Satpam Uji Coba Air Keran dengan Alat Swab Antigen dan Hasilnya Positif, Begini Penjelasannya
Selain itu, perhatikan juga nama situsnya sebab kebanyakan situs abal-abal menggunakan nama atau istilah yang bombastis.
"Cara mengindentifikasi sebuah situs bisa lebih jelas lagi dengan mengecek di situs whois yang akan menjabarkan rinci semua informasi mengenai pembuatan situs," katanya.
Dia menambahkan, kita juga bisa memeriksa kontak situs berupa email, alamat kantor, hingga nomor telepon biasa tercantum.
Baca Juga: Perang Melawan Covid-19 Jauh Lebih Berat dengan Maraknya Hoaks, Ini Sikap Terbaik Menghadapi Hoaks
"Situs yang menutupi identitasnya, apa pun kontennya, patut dicurigai sebagai situs berita palsu atau situs penipuan," katanya.
Hal lain adalah memeriksa gambar atau foto karena dengan foto membuat orang cepat percaya dengan sebuah informasi. Padahal foto belum tentu sesuai dengan fakta.