Cegah Stunting di Kampung KB Perceka, Sukses Berdayakan Masyarakat dengan Berbagai Inovasi

9 Desember 2022, 05:00 WIB
Cegah Stunting di Kampung KB Perceka, Sukses Berdayakan Masyarakat dengan Berbagai Inovasi /Tenang Safari / Jurnal Soreang/

JURNAL SOREANG – Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Perceka namanya, merupakan singkatan dari kata Percaya Diri, Cekatan dalam Berkarya. Berdiri sejak tahun 2020.

Walaupun di awal pembentukannya sempat tertatih-tatih, ditambah lagi dengan kondisi yang saat itu sedang di awal Pandemi dan ada kebijakan tidak boleh ada pembentukan Kampung KB baru, pemerintah desa tetap memberikan dukungannya melalui Alokasi Dana Desa sampai terbentuknya.

Sejak tahun itu, geliat kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di Kampung KB Perceka terus berkembang. Dan ini ternyata patut diacungi jempol.

Baca Juga: Prediksi Cinta Cancer, Leo dan Virgo Hari Ini; Jadikan Setiap Momen Berarti

Sudah banyak inovasi yang berhasil diimplementasikan di Kampung KB tersebut.

Keberhasilan ini tentu sangat sejalan dengan amanat pemerintah melalui penerbitan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas.

Kehadiran Kampung KB pada akhirnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat melalui berbagai inovasinya.

Beberapa inovasi yang berhasil dikembangkan bersama masyarakat di Kampung KB Perceka diantaranya adalah Bengras, yaitu pengelolaan bank sampah warga dengan memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT).

Baca Juga: Peringati Hari Santri, BKKBN Dorong Gerakan Santri Siaga Kependudukan Ciptakan Generasi Berdaya Saing Tinggi

Lalu ada Raciku (Remaja Cinta Buku) dan Kebab (Kelompok Baca Buku) yang berbasis taman bacaan buku yang dikelola oleh para remaja yang mondok di Pesantren Syifaus Shudur yang ada di Kampung KB.

Selain itu inovasi lainnya adalah Rem Pakem (Remaja Peduli Anak untuk Kampanye Cegah Stunting), Pesan Ummi (Pesan Santuy Tidak Menikah di Usia Dini).

Memberdayakan pembuatan Planter Bag Kangkung di banyak rumah warga dan tembok-tembok gang pemukiman, serta Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) dengan memelihara ikan lele, dipadukan dengan menanam kangkung di atasnya untuk mencukupi kebutuhan pangan harian dan juga untuk dijual.

Berkat upaya advokasi terus-menerus yang dilakukan para pengelolanya, salah satunya oleh Hj. Yuyus sebagai Ketua Kampung KB Perceka, berbagai inovasi tersebut pada akhirnya didukung oleh beberapa dinas dalam implementasinya.

Baca Juga: Jadwal Shalat untuk Semarang dan Sekitarnya, Jumat 9 Desember 2022 dan Doa Masuk Pasar atau Mall

"Awalnya kami jalan sendiri dan kami memang tidak mau menunggu bantuan. Dikerjakan sendiri pada awalnya, sambil terus melakukan advokasi. Ya alhamdulillah kesininya beberapa dinas mau membantu," ucapnya.

Tidak berhenti sampai di sana, adanya Program Percepatan Penurunan Stunting yang digawangi oleh BKKBN sebagai ketua pelaksananya. Menjadikan Kampung KB Perceka menjadi etalase paling depan intervensi sekaligus sosialisasi pencegahan stunting kepada seluruh keluarga yang ada di wilayahnya.

"Persoalan stunting itu bukan hanya persoalan panjang atau tingginya bayi atau anak. Namun juga persoalan pertumbuhan dan kesehatan seorang anak sampai ia tumbuh dewasa. Selain itu juga menyangkut persoalan lainnya yaitu lingkungan yang ada di dalamnya."

Baca Juga: Dharma Pertiwi dan BKKBN Langsung Tinjau Keluarga Berisiko Stunting di Jawa Barat

Penjelasan itu disampaikan Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Drs. Wahidin, dalam acara Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Melalui Peran Media Massa di Kampung KB Perceka Desa Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Kamis 8 Desember 2022.

Dengan berbagai inovasi yang telah berjalan, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Tarogong, Lia Siti terus menjalankan fungsinya mensosialisasikan upaya percepatan penurunan stunting, khususnya bagi keluarga yang berada di lingkungan Kampung KB Perceka.

"Saat ini berdasarkan data terakhir, ada 21 keluarga yang dikategorikan berisiko stunting di wilayah Kampung KB, dari total 21 keluarga tersebut, ada 6 baduta yang terkonfirmasi secara rutin didampingi intensif. Dan ada 1 baduta yang perkembangan berat badannya sudah mulai menggembirakan, kenaikannya signifikan. Karena didampingi terus oleh TPK, diberikan PMT di posyandu baik yang bersumber dari dinkes, maupun PMT hasil budikdamber tadi. Berupa olahan lele yang bergizi dan menarik untuk dikonsumsi baduta", ujar Lia.

Sebagai sebuah pendekatan pembangunan yang bersifat universal, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mengoptimalkan penyelenggaraan pemberdayaan penguatan institusi keluarga, maka perlu didorong penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas di setiap desa/kelurahan.***

Editor: Tenang Safari

Sumber: BKKBN Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler