Sempat Mendapat Julukan 'Bandung Lautan Sampah', Kini Kota Kembang Berbenah Melalui Program Kang Pisman

22 Februari 2021, 17:11 WIB
Kondisi sampah di TPA Leuwigajah Kota Cimahi /Yusup/ Jurnal Soreang/Dok.Humas Pemkot Bandung

JURNAL SOREANG - Tanggal 21 Februari 2005 sekitar pukul 02.00 WIB lalu, masyarakat Kota Cimahi, Jawa Barat, dikejutkan dengan suara ledakan keras yang berasal dari kawasan Leuwigajah, tepatnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.

Ledakan keras itu diikuti longsoran sampah yang langsung menyapu dua pemukiman penduduk, yakni Kampung Cilimus dan Kampung Pojok.

Padahal, jarak kedua pemukiman tersebut berjarak sekitar 1 km dari lokasi ledakan.

Baca Juga: Baim Wong Evakuasi Lansia dan Bayi saat Banjir Melanda DKI Jakarta

Tercatat 157 orang meninggal dunia dalam peristiwa ini karena pemukimannya luluh lantak tertimbun sampah TPA Leuwigajah.

Gunungan sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter diduga goyah karena diguyur hujan deras semalam suntuk.

Konsentrasi gas metan dari dalam tumpukan sampah juga termasuk dalam kemungkinan penyebab munculnya suara ledakan.

Baca Juga: Sinopsis River Where the Moon Rises Episode 3 dan 4, Misi Terakhir Yeom Ga Jin

Pasca peristiwa itu, kawasan Bandung Raya otomatis tidak lagi memiliki TPA. Salah satu yang paling terdampak atas kejadian ini adalah Kota Bandung.

Akibatnya, sampah hanya menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS), yang mana hanya dapat menampung sampah selama beberapa hari saja.

Tidak sampai satu pekan, hampir di seluruh penjuru Kota Bandung dipenuhi sampah. Kota Bandung terlihat kotor dan jorok hingga akhirnya muncul julukan 'Bandung Lautan Sampah'.

Baca Juga: Wajib Militer Korea Selatan Tak Pandang Bulu, Penyanyi Ji Hansol Newkidd Harus Daftar Wajib Militer

Guna menanggulangi tumpukan sampah di Kota Bandung, pemerintah kemudian membuka TPA Sarimukti, namun sifatnya hanya sementara.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, tak henti-hentinya mengingatkan warga Kota Bandung akan hal ini karena ia tidak ingin peristiwa TPA Leuwigajah terulang kembali.

Oleh karenanya, sejak terpilih sebagai Wali Kota Bandung, Oded mulai menggulirkan sejumlah program penanganan sampah, salah satunya yaitu program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah (Kang Pisman).

Baca Juga: Spoiler River Where the Moon Rises 22 Februari 2021, Yeom Ga Jin Alami Sesuatu Selama Bersama On Dal

Kang Pisman tak hanya sekedar cara menangani sampah, tetapi juga bagian dari mengubah peradaban.

"Warga Kota Bandung harus bisa mengelola sampahnya sendiri. Orang yang beradab adalah orang yang bisa menjaga lingkungannya dengan baik," kata Oded dalam sejumlah kesempatan.

Ia berharap, warga Kota Bandung bisa mengubah pola tindakannya terhadap sampah.

Baca Juga: Covid Hampir Setahun, tapi Banyak Orang Percaya Covid-19 Itu Konspirasi dan Rekayasa, Ini Hasil Surveinya

Dengan Kang Pisman, warga Kota Bandung harus bisa mengumpulkan, memisahkan, dan memanfaatkan sampah sehingga bisa menekan jumlah sampah yang dibuang ke TPA.

"Bukan hanya berkaitan dengan sisi lingkungan, Kang Pisman juga bisa memberdayakan masyarakat. Melalui sampah, perekonomian warga bisa menjadi lebih baik, yaitu dengan mengolah sampah menjadi sesuatu yang benilai ekonomis," paparnya.

Ia menilai, kini sudah saatnya warga Kota Bandung terus bergerak mengelola sampahnya dengan bijak.

Baca Juga: Soojin (G)I-DLE Berikan Tanggapan Atas Tuduhan Dirinya Yang Suka Membully Temannya Saat di Sekolah Menengah

"Sampah dikelola sejak dari sumbernya. Jika tidak, bukan mustahil peristiwa 16 tahun yang lalu kembali terjadi," pungkas Oded.***

Editor: Rustandi

Tags

Terkini

Terpopuler