Resmi! Badan PBB Umumkan Datangnya El Nino: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Bagaimana Peringatan PBB?

- 8 Juli 2023, 13:57 WIB
Ilustrasi kekeringan akibat cuaca ektrem.   Resmi! Badan PBB Umumkan Datangnya El Nino: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Bagaimana Peringatan PBB?
Ilustrasi kekeringan akibat cuaca ektrem. Resmi! Badan PBB Umumkan Datangnya El Nino: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Bagaimana Peringatan PBB? /Pexels/Juanjo Menta/

JURNAL SOREANG - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Badan Meteorologi Dunia (WMO) resmi memperingatkan seluruh pemerintahan di dunia untuk bersiap menghadapi lonjakan suhu global dan kondisi cuaca ekstrem dalam waktu beberapa bulan mendatang.

WMO memperkirakan bahwa ada kemungkinan 90% peristiwa El Nino berlanjut selama paruh kedua tahun 2023. "Dimulainya El Nino akan sangat meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu dan memicu panas yang lebih ekstrem di banyak bagian dunia baik di daratan maupun di lautan,” kata Sekretaris Jenderal WMO Prof. Petteri Taalas, dikutip https://public.wmo.int/en, Sabtu 8 Juli 2023.

Sekretaris Jenderal WMO mengatakan, deklarasi El Nino oleh WMO adalah sinyal bagi pemerintah di seluruh dunia untuk memobilisasi persiapan guna membatasi dampak terhadap kesehatan, ekosistem dan ekonomi.

Baca Juga: Tata Cara Shalat Istisqa untuk Minta Hujan Agar Terhindar dari Kekeringan saat Musim Kemarau

El Nino adalah suatu fenomena di mana suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal.

Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia. Artinya, El Nino menyebabkan Indonesia dilanda kekeringan.

El Nino merupakan bagian dari fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang terjadi akibat interaksi yang kompleks antara atmosfer dan samudera di kawasan Pasifik. Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya El Nino:

Baca Juga: Baru Terungkap Kekeringan Pada Abad Keenam di Arab Membuka Jalan Bagi Islam

El Nino terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik mengalami peningkatan suhu di atas kondisi normalnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya El Nino adalah sebagai berikut:

• a. Pemanasan Awan

Peningkatan suhu SST dapat menyebabkan pertumbuhan awan yang lebih tinggi di Samudera Pasifik. Hal ini mengganggu sistem atmosfer global dan mengubah pola aliran angin, yang kemudian berdampak pada iklim global.

• b. Perubahan Arus Samudera

Arus samudera di Samudera Pasifik mengalami perubahan selama El Nino. Peningkatan suhu SST menyebabkan penurunan tekanan atmosfer, yang akhirnya mempengaruhi arus samudera dan memicu El Nino.

Baca Juga: Ngalahin Kota Nih! 10 Desa Terkaya Di Dunia, Salah Satunya Punya Stok Air Berlimpah Tanpa Kekeringan

Dampak El Nino bagi Indonesia

El Nino dapat menyebabkan musim kemarau yang panjang dan dapat merugikan sektor pertanian. Berikut adalah dampak positif dan negatif dari El Nino bagi Indonesia:

• Dampak Positif El Nino:

1. Musim Kemarau yang Stabil

Selama El Nino, wilayah Indonesia cenderung mengalami musim kemarau yang lebih stabil. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi sektor pertanian dan pertambangan yang memerlukan kondisi cuaca yang kering.

2. Penurunan Tingkat Banjir

Ketika terjadi El Nino, curah hujan di beberapa wilayah Indonesia cenderung berkurang. Hal ini dapat mengurangi risiko banjir yang sering terjadi selama musim hujan.

Baca Juga: Sawah Kekeringan, Petani Baleendah Merugi Anggota Komisi B: Gagal Panen Diakibatkan Pembangunan TPT

• Dampak Negatif El Nino:

1. Kekeringan

Salah satu dampak utama El Nino adalah penurunan curah hujan di wilayah Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan yang berdampak negatif pada sektor pertanian, ketersediaan air, dan kesehatan masyarakat.

2. Krisis Pangan

Kekeringan yang diakibatkan oleh El Nino dapat mengurangi produktivitas pertanian dan menyebabkan penurunan pasokan pangan. Hal ini dapat menyebabkan krisis pangan di beberapa wilayah Indonesia.

Bagaimana Peringatan PBB?

"Pernyataan ini merupakan sinyal bagi pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan persiapan guna membatasi dampak El Nino terhadap kesehatan, ekosistem, dan ekonomi," katanya lagi.

"Kombinasi yang sangat kuat antara El Nino dan pemanasan akibat pembakaran bahan bakar fosil manusia membuat 2016 menjadi tahun terpanas yang tercatat," kata WMO.

Baca Juga: Gagal Panen! Tiga Pekan Ratusan Hektare Sawah Kekeringan, Petani Baleendah Minta Kepastian Pemerintah

"Peringatan dini dan tindakan antisipatif dari peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan fenomena iklim besar ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian," ujarnya lagi.

Peristiwa El Nino biasanya dikaitkan dengan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Amerika Selatan bagian selatan, selatan Amerika Serikat (AS), Tanduk Afrika, dan Asia Tengah.

Namun, El Nino juga bisa memperburuk kekeringan parah, gelombang panas, dan kebakaran hutan di Australia, Indonesia, sebagian wilayah Asia selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara.

Selain itu, dampak El Nino lainnya termasuk siklon tropis berbahaya di Pasifik. Termasuk pemutihan masif terumbu karang yang rapuh.

Baca Juga: Terdampak Pembangunan TPT Irigasi di Desa Malakasari, Baleendah, Sawah Petani Kekeringan dan Dipastikan Merugi

Sebelumnya, studi mengatribusikan bahwa El Nino pada 1997-1998 menghasilkan kerugian pendapatan global sebesar US$5,7 triliun atau sekitar Rp85.747 triliun saat ini. Di 1982-1983, El Nino menimbulkan kerugian sebesar US$4,1 triliun atau sekitar Rp61.677 triliun saat ini.

"Cuaca ekstrem yang terkait dengan El Nino menyebabkan banjir, kebakaran hutan, angin topan dan bencana alam lainnya," tegas ahli iklim Christopher Callahan.

"Karena sistem cuacanya rumit, hal itu juga dapat menekan aktivitas badai di Atlantik," tambah seorang profesor di Universitas Vermont, Lesley-Ann Dupigny-Giroux. "Pola iklim menjadi tidak normal," ucap seorang profesor ilmu atmosfer di University of California Irvine, Jin-Yi Yu.***

Editor: Sarnapi

Sumber: WMO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah