Network
JURNAL SOREANG - Pemerintah Jepang bekerja untuk mulai melepaskan air radioaktif yang diolah dari pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang rusak, paling cepat Agustus setelah menerima stempel persetujuan dari pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Air itu digunakan untuk mendinginkan tiga reaktor setelah PLTN Fukushima Daiichi dilanda gempa bumi dan tsunami pada 2011 yang digambarkan sebagai kecelakaan nuklir terburuk di dunia dalam 25 tahun setelah Chernobyl.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada hari Selasa, 4 Juli 2023 mengatakan tinjauan dua tahun menunjukkan rencana Jepang untuk pelepasan air konsisten dengan keamanan global.
Baca Juga: Tentara Israel Tewas Akibat Insiden Penembakan di Kamp Pengungsi Jenin
Tokyo pada bulan Januari berencana untuk mulai memompa air ke laut 'sekitar musim semi hingga musim panas'.
Tetapi tidak menentukan tanggal menunggu persetujuan resmi dari regulator nuklir negara itu, yang diperkirakan paling cepat minggu ini.
Dengan persetujuan IAEA, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan negara itu bertujuan untuk mendapatkan penerimaan di dalam dan luar negeri.
Serikat nelayan lokal Jepang telah lama menentang rencana tersebut, dengan mengatakan hal itu akan menimbulkan masalah setelah beberapa negara melarang beberapa produk makanan Jepang karena takut akan radiasi.
Baca Juga: Laga Persahabatan : Galatasaray Diramal akan Menang 3-1 atas Hull City, Kerem Arturkoglu Cetak Gol ?
Beberapa negara tetangga juga menyatakan keprihatinan atas ancaman terhadap lingkungan, dengan Beijing muncul sebagai kritik terbesar.
