Lebih lanjut, Vicki menyebut tahun ini IFLA memasuki usia 95 tahun. Hal ini merupakan waktu yang tepat untuk merenungkan pencapaian yang diraih dan mempertimbangkan bagaimana perpustakaan agar diakui keberadaannya. Selain itu, dia mengajak untuk memikirkan kontribusi yang diberikan untuk masyarakat.
Sementara itu, Kepala Perpusnas menjelaskan situasi internasional yang kompleks saat ini menjadi tantangan bagi perpustakaan dalam mengedepankan ide yang didasarkan pada akses yang adil terhadap informasi. Dia menyampaikan, sudah seharusnya perpustakaan terlibat penuh dalam mendukung Pembangunan Berkelanjutan atau SDG’s untuk mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi planet, melalui pencapaian 17 tujuannya.
"Perpustakaan dituntut tidak sekadar memberikan layanan saja tetapi juga memperhitungkan dampak dari layanan yang diberikan," ungkapnya.
Dalam pemulihan ekonomi dalam negeri, lanjutnya, perpustakaan memiliki peran penting sebagai ruang terbuka bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup. Untuk itu, Perpusnas membangun paradigma perpustakaan yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya perpustakaan dengan proporsi terbesar adalah perpustakaan untuk transfer ilmu pengetahuan.
"Untuk penguatan perpustakaan di Indonesia, Perpusnas telah memiliki program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan perpustakaan," lanjutnya.
Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Hinata Hyuga Setelah Anime Naruto Berakhir? Simak Ulasannya!
Program ini, lanjutnya, berupaya untuk merevitalisasi fungsi perpustakaan umum berbasis inklusi sosial. Perpustakaan umum direvitalisasi sebagai pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat, yang berkomitmen pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan tagline literasi untuk kesejahteraan memiliki arti mewujudkan masyarakat sejahtera dengan memberdayakan perpustakaan umum. Hal ini sangat selaras dengan manifesto perpustakaan umum dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan," terangnya.
Testimoni dari para penerima manfaat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dirangkum dalam buku bertajuk Impact Stories of Library Transformation Based on Social Inclusion. Usai paparan, Kepala Perpusnas menyerahkan buku tersebut kepada perwakilan negara yang hadir secara luring.