JURNAL SOREANG - Bulan Dzulhijjah disebut juga bulan istimewa sebab umat Islam di seluruh dunia berkumpul di Mekkah untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Proses pelaksanaan ibadah naik haji 2022 kini telah memasuki hari ke 35, setelah dilakukan sejak tanggal 4 Juni 2022 yang lalu.
Salah satu rukun haji adalah wukuf atau berdiam diri di padang Arafah.
Baca Juga: Jadwal Shalat untuk Bandung dan Sekitarnya, Sabtu 9 Juli 2022 dan Imsak Puasa Arafah
Wukuf adalah kegiatan berdiam diri sejenak di Arafah pada waktu tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijah.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, mengimbau jamaah haji khususnya dari Indonesia untuk memanfaatkan waktu wukuf dengan sebaik-baiknya.
Waktu wukuf di padang Arafah adalah momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga: Apakah Jalan Kaki Bisa Menurunkan Tekanan Darah? Ini Fakta Sebenarnya
"Saya mengimbau kepada para jamaah haji sekalian untuk memanfaatkan waktu wukuf ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan melakukan amal ibadah wajib dengan sekhusyu-khusyunya dan memperbanyak amalan sunnah," kata Kiai Zubaidi.
Kiai Zubaidi mengatakan, jamaah haji juga diimbau agar memperbanyak zikir, doa dan istighfar saat melaksanakan wukuf. Jangan menggunakan kesempatan dalam waktu wukuf ini untuk hal-hal yang tidak berguna, seperti berdebat atau melakukan pembicaraan-pembicaraan yang tidak berguna.
Dia mengingatkan agar para jamaah haji dapat menghayati bahwa saat wukuf adalah waktu berkumpul dengan umat Islam dari seluruh dunia yang melaksanakan ibadah haji.
Karena itu jamaah haji harus bisa mengambil semangat kebersamaan dan persaudaraan.
"Kita juga harus mengambil hikmah bahwa perbedaan-perbedaan fisik itu tidak menjadi pembedaan derajat kemanusiaan kita. Kita pada derajat yang sama dihadapan Allah SWT, yang membedakan kita adalah ketakwaannya kepada Allah SWT," ujar Kiai Zubaidi.
Karena itu, dia mengatakan, jamaah haji harus dapat menanamkan jiwa kebersamaan dan persaudaraan dengan umat manusia di seluruh dunia.
Semangat persaudaraan di Tanah Suci harus dibawa untuk memupuk persaudaraan antara sesama anak bangsa di negara Indonesia.
"Karena itu kita juga harus meninggalkan kezaliman, tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan orang lain," kata Kiai Zubaidi yang juga anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) itu.***