“Harapannya, terjalin banyak kolaborasi baik yang berbentuk formal dan juga berbasis komunitas antara anak-anak muda kedua negara pula,” terang Atdikbud Yusli.
Pementasan tari, dijelaskan Atdikbud Yusli, merupakan bagian dari pertemuan daring Asia Pacific Ladies Friendship Society (AFLS) melalui media pertemuan virtual Zoom Meeting yang diikuti oleh lebih dari 60 peserta.
Selaku tuan rumah, DWP KBRI Tokyo menampilkan Tari Gambyong Pungkur diiringi iringan gamelan secara langsung dan juga menyuguhkan paparan informasi terkait budaya. Antara lain pembuatan batik, nasi goreng, dan daerah tujuan wisata di Indonesia seperti Likupang dan Candi Prambanan dan Borobudur.
Baca Juga: Gelar Indonesia Day, KBRI Tokyo Kenalkan Pembuatan Tenun Ikat dan Resmikan PKBM Keempat di Jepang
Ketua DWP KBRI Tokyo, Nuning Heri Akhmadi, menyambut seluruh peserta dan memberikan paparannya tentang budaya Indonesia.
“Saya berharap pelatihan hari ini membekas kuat di hati peserta muda Jepang. Ke depan, KBRI Tokyo akan berupaya menyediakan wadah apabila generasi muda Jepang mau lebih dalam berlatih tarian atau musik tradisional Indonesia,” tegas Nuning.
Dalam kesempatan ini, puluhan siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Meikei–Tsukuba dan sejumlah mahasiswa asal Keio University dan Kanda Institute of Foreign Language (KIFL), mendapatkan pelatihan cara menari, bermain gamelan, dan setelahnya diajak menampilkan tarian dengan iringan gamelan.
“SMA Meikei merupakan sister school dari SMA Pradita Dirgantara, Solo, sedangkan Keio University dan KIFL memiliki program pengajaran Bahasa Indonesia,” tutur Atdikbud Yusli.
“Saya bahagia dan bangga menyaksikan menyaksikan antusiasme generasi muda Jepang dalam mengenal dan mempelajari Budaya Indonesia,” ucap Atdikbud yang juga mengapresiasi komitmen para guru dan dosen pendamping yang ikut hadir menyaksikan acara pelatihan.