JURNAL SOREANG - Setelah hampir 21 tahun berpisah, ada selentingan kabar yang beredar bahwa masyarakat Timor Leste menyesal setelah berpisah dari Indonesia.
Alasannya karena Timor Leste kini masuk dalam kategori negara termiskin di dunia.
Salah satu warga Timor Leste, Fortunado D’costa mengungkapkan bahwa dirinya merasa ditinggal pemerintah Timor Leste.
Baca Juga: Tak Sebanding dan Jauh Kalah Telak! Perbandingan Kekuatan Militer Timor Leste dari Indonesia
“Bagi Veteran, mereka adalah pahlawan di masa lalu, tetapi mereka sekarang mengkhianati kami,” kata Fortunado.
Ia juga ungkapkan penyesalannya karena sudah berperang melawan Indonesia dengan harapan agar bisa merdeka dan hidup makmur.
“Hari ini kami memiliki kemerdekaan, tapi kami tidak memiliki apa-apa lagi, hanya perdamaian dan stabilitas,” tambahnya.
Baca Juga: Jadwal Waktu Shalat untuk Batam dan Sekitarnya, Sabtu 15 Januari 2022
Bahkan saat ini ada sekitar 42 persen orang Timor Leste yang hidup dalam garis kemiskinan.
Bahkan ada yang mengais-ngais sampah karena tak sanggup lagi membeli bahan makanan.
Tak hanya itu, mantan Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao juga sempat ungkapkan kekesalannya dengan sistem pemerintah negaranya.
Ia menuding buruknya perekonomian negaranya karena ulah Partai Fretilin yang dianggap telah membohongi rakyat, terutama soal perjanjian pipa gas ke Timor Leste.
Kami menghadapi demagogi yang hebat dalam pernyataan pemimpin besar Fretilin.
Ketika dirinya mengatkan bahwa dia adalah orang pertama yang mempertahankan pipa gas ke Timor Leste.
Baca Juga: Persija tak Mau Kalah Lagi di Putaran 2 Liga 1, Ini Solusi yang Ditempuhnya
Akan tetapi ekonomi memiliki aturan dan membutuhkan studi kelayakan yang menurutnya belum selesai.
Gusmao juga meminta agar menyebut pemerintah Timor Leste harus jujur dan tidak menipu rakyatnya terus-menerus.
Cadangan minyak bumi dan gas utamaTimor Lester diprediksi hampir habis.
Baca Juga: Terasa Sampai Bandung Gempa M 6,7 Guncang Banten
Sementara pemerintah negara itu terus melakukan pemborosan.
Pemerintah Timor Leste memompa tabungannya dalam skema infrastruktur besar yang menurut para kritikus hal itu sangat boros.
Pemerintah telah habiskan dana sekitar USD300 juta untuk proyek infrastruktur perminyakan di Barat Daya negara itu.
Baca Juga: Benarkah Orang Amerika Lebih Hebat dari Orang Indonesia? Simak Kisah Ini
Selain itu, pemerintah memompa ratusan juta untuk mengembangkan daerah kantong yang disebut awikuse.
Dan mengubah mengubahnya menjadi zona ekonomi khus yang diharapkan dapat menarik investasi asing.
Seorang wartawan dari Selandia Baru yang bekerja sama dengan Asia-New Zealand Foundation pernah melakukan penyelidikan ke Ibukota Dili Timor Leste pada tahun 2017.
Dia menggambarkan negara itu memiliki penggunaan terjal yang melingkari garis pantai yang masih asli.
Timor Leste adalah salah satu keindahan alam dunia yang tidak dikenal.
“Akan tetapi bagi masyarakat negara itu yang tinggal di daerah kumuh di sekitar ibukota membuatnya sama sekali tidak indah,” katanya.
Baca Juga: Mengaku Tidak Pernah Operasi Payudara, Simak 5 Fakta Menarik Seputar Kimi Hime
Kemiskinan yang melanda wilayah di ujung timur Pulau Timor tersebut turut ditopang dengan rilis UNDP.
Timor Leste berada di peringkat 152 sebagai negara termiskin dari 162 negara di dunia.
PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai USD2.356 atau sekitar Rp35,23 juta pada tahun 2020.
Jumlah itu masih jauh dibawah pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2019 lalu, yaitu sebesar USD4.175 atau sekitar Rp60 juta.
Sejumlah ekonomi Timor Leste sebenarnya masih sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, terutama barang-barang impor.
Timor Leste sendiri masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyak yang dikelola oleh ConocoPhilips.
Namun diprediksi akan berhenti beroperasi pada tahun 2022 ini karena cadangan minyaknya hampir habis.
Bahkan cadangan minyak di Selat Timur diprediksi akan mengering dalam 10 tahun mendatang.***