JURNAL SOREANG - Sebanyak 7.939 orang ditahan pasukan keamanan Kazakhstan saat kerusuhan pekan lalu.
Dalam kerusuhan yang jadi peristiwa terburuk dalam sejarah negara Asia Tengah pasca-Soviet itu, gedung-gedung pemerintah sempat direbut atau dibakar di beberapa kota, pekan lalu, ketika protes damai yang awalnya menentang kenaikan harga bahan bakar berubah menjadi kekerasan.
Namun pihak berwenang Kazakhstan menuding, kekerasan itu dilakukan ekstremis dan teroris, yang beberapa di antaranya mereka katakan adalah orang asing.
"Ada semacam konspirasi yang melibatkan kekuatan domestik dan asing tertentu," kata Menteri Luar Negeri Yerlan Karin kepada televisi pemerintah, Senin, 10 Januari 2021, tanpa menyebut nama tersangka.
Sementara itu, Mantan kepala Komite Keamanan Nasional, Karim Masimov ditahan atas tuduhan makar pekan lalu, beberapa hari setelah Presiden Kassym-Jomart Tokayev memecatnya.
Tokayev pun memecat kabinetnya, mengeluarkan perintah tembak mati untuk mengakhiri kerusuhan, dan mengumumkan keadaan darurat di negara kaya minyak berpenduduk 19 juta jiwa itu.
Baca Juga: Wajib Tahu! 5 Tips Sehat Hadapi Covid-19 Varian Omicron
Dia juga seperti dilansirkan Antara, meminta blok militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan, yang menurut pemerintah telah dikerahkan untuk menjaga objek-objek strategis.