JURNAL SOREANG - Indonesia menjadi satu dari tiga target utama peretasan hacker China di Asia Tenggara, selain Malaysia dan Vietnam.
Angkatan Laut Indonesia disebut menjadi target utama dari peretasan hacker China tersebut.
Selain TNI Angkatan Laut (AL), hacker dari China itu juga disebut lancarkan operasinya untuk menjebol banyak organisasi pemerintah lain dan sektor swasta di Asia Tenggara.
Mengutip Taipei Time, secara umum, Indonesia menjadi satu dari tiga target utama peretasan China di Asia Tenggara.
Belum jelas apakah para peretas ini disponsori oleh negara atau tidak.
Namun berdasarkan laporan yang diungkap Insikt Group, perusahaan keamanan siber swasta yang berbasis di Massachusetts, serangan ini menyasar target organisasi.
Yaitu organisasi militer dan pemerintah kelas atas di Asia Tenggara.
Diperkirakan, peretasan ini telah berlangsung selama sembilan bulan dengan menggunakan malware seperti FunnyDream dan Chinoxy.
Baca Juga: Viral! Seorang Hacker Mengaku Telah Meretas Situs dan Menyebarkan Data Polri dengan Alasan Ini
Perangkat kustom ini tidak dimiliki secara publik, tapi sering digunakan di banyak kelompok yang dipercaya disponsori oleh China.
Targetnya juga berhubungan dengan kepentingan politik dan ekonomi China.
“Kami percaya aktivitas ini sangat mungkin dilakukan oleh aktor negara,” kata Insikt.
“Sebagai hasil observasi jangka panjang bahwa peretasan ini targetkan banyak lembaga pemerintah kelas atas dan politik,” lanjutnya.
Baca Juga: BIN Bantah Laporan Hacker China Retas Jaringan 10 Instansi Pemerintah Indonesia
Insikt sendiri telah memberi notifikasi pada sejumlah negara yang diduga jadi target peretasan pada bulan Oktober.
Sepanjang tahun 2021, Insikt Group juga melacak kampanye spionase siber.
Yang terus menerus targetkan kantor perdana menteri, entitas militer, dan departemen pemerintah dari pesaim klaim Laut China Selatan, seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
Secara keseluruhan, Insikt Group katakan telah mengidentifikasi lebih dari 400 server unik di Asia Tenggara yang berkomunikasi dengan malware.***