Puncaknya, kerajaan Mali saat itu memerintah lebih dari 400 kota dan desa dari berbagai etnis, serta mengendalikan populasi sekitar 20 juta orang dari ibukota di Niani.
Sejak tahun 1312 hingga 1320-an mereka berada di puncak kejayaannya. Terdapat 3 barang tambang utama yang ada di daerah tersebut sebagai sumber kekayaannya yakni tambang, emas, dan garam.
Baca Juga: Simak! Inilah Kebenaran Kisah di Balik Kapal Hantu Flying Dutchman yang Pernah Singgah di Indonesia
Tingginya jumlah emas yang beredar di wilayah kerajaan Mali menjadi penyebab banyaknya pedagang asing yang melakukan perniagaan ke lokasi tersebut sehingga membuat perekonomian setempat terus mengalami peningkatan.
Termasuk pedagang dari Afrika Utara, Eropa, dan Asia Barat yang membawa komoditas seperti sutra, perhiasan, rempah-rempah dan baju zirah yang kian menjadikan Mali sebagai wilayah metropolitan pada zamannya.
Walau pun kerajaan Mali sekarang sudah runtuh, bangunan-bangunan peninggalannya yang megah masih bisa dijumpai sampai sekarang, seperti masjid dan perustakaan Timbuktu.***