Dubes Heri, dalam kegiatan ini, juga meresmikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sekolah Nusantara di Toyota City, Prefektur Aichi, Jepang pada hari kedua pelaksanaan kegiatan.
“PKBM ini adalah yang keempat yang sudah diresmikan di Jepang dan diperuntukkan sebagai layanan pendidikan nonformal bagi WNI yang bermukim di Jepang,” tutur Dubes Heri.
"PKBM dapat menjadi pusat pendidikan agama dan kebangsaan. Harapannya anak-anak Indonesia yang tinggal di Jepang tetap dapat memiliki pengetahuan dasar dan memahami wawasan kebangsaan, contohnya hafal lagu Indonesia Raya,” ujar Dubes Heri yang didampingi istri, Nuning Akhmadi.
Selanjutnya Wali Kota Toyota menyampaikan apresiasi atas prakarsa pendirian PKBM oleh Komunitas Indonesia di Toyota City. "PKBM dapat menjadi contoh bagi warga internasional yang bermukim di Jepang. Hal ini dimaksud agar mereka tidak melupakan akar mereka,” tambahnya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno yang mendampingi Duta Besar bersama Koordinator Fungsi Penerangan, Sodial dan Budaya Meinarti Fauzie, Atase Imigrasi Marina Magdalena Harahap, dan Atase Keuangan Sonny Surachman Ramli.
Yusli menyampaikan, acara ini merupakan acara pertama luring terbesar yang selama masa pandemi, dan terlaksana berkat kerja sama dengan berbagai pihak seperti TIA, TIG, Perkumpulan Kebudayaan Indonesia Nagoya (PKIN) dan PPI Nagoya.
Antusiasme warga Jepang saat melihat wastra tenun ikat asal NTT dan mencoba cara menenunnya mengindikasikan adanya rasa haus pengetahuan warga di sini akan budaya Indonesia.
"Ke depan, kami akan terus meningkatkan upaya serupa agar hubungan Jepang-Indonesia semakin kuat melalui diplomasi budaya. Terkait pelayanan pendidikan, bahkan wali kota memuji pembentukan PKBM sebagai upaya perlindungan KBRI terhadap wawasan dan ideologi kebangsaan WNI yang ada di negeri Sakura ini,” pungkas Yusli.***