Sudah 20 Tahun, Kasus Serangan Teroris ke Gedung World Trade Center (WTC) 9-11, Masih Belum Terang Benderang

- 3 September 2021, 21:25 WIB
Sudah 20 Tahun, Kasus Serangan Teroris ke Gedung World Trade Center (WTC) Masih Belum Terang Benderang
Sudah 20 Tahun, Kasus Serangan Teroris ke Gedung World Trade Center (WTC) Masih Belum Terang Benderang /@11_september_2001_2

JURNAL SOREANG - Menjelang peringatan 20 tahun serangan teroris ke Gedung World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat (AS), 11 September 2021, keluarga korban meminta badan pengawas pemerintah AS untuk menyelidiki kecurigaan mereka bahwa FBI (Biro Penyelidikan Federal) berbohong atau menghancurkan bukti yang mengaitkan Arab Saudi dengan para pembajak pesawat.

Serangan teroris pada 11 September 2001 yang lebih dikenal dengan 9-11 dengan menabrakkan pesawat sipil ke Gedung WTC di New York menewaskan hampir 3.000 orang.

Dari jumlah itu, lebih dari 2.600 orang tewas di Gedung World Trade Center (WTC), 125 orang di Pentagon, dan 265 orang di empat pesawat yang ditabrakkan.

Baca Juga: Densus 88 Polri, Kembali Menangkap Lima Terduga Teroris, Polri: Mereka Jaringan JI di Sulteng dan Sulsel

"Mengingat pentingnya bukti yang hilang dalam penyelidikan 9/11, juga kesalahan penanganan berulang oleh FBI terhadap bukti tersebut, penjelasan yang apa adanya tidak dapat dipercaya," kata surat yang ditandatangani oleh 3.500 orang keluarga korban, tim penyelamat yang datang pertama di lokasi kejadian, dan para penyintas seperti dikutip ANTARA, Jumat, 3 September 2021.

Surat itu meminta Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman Michael Horowitz untuk menyelidiki pernyataan FBI yang menanggapi panggilan pengadilan dari keluarga korban bahwa badan tersebut "kehilangan atau tak lagi dapat menemukan bukti kunci tentang individu-individu yang memberikan bantuan substansial di AS kepada para pembajak 9/11."

Arab Saudi telah mengatakan mereka tidak terlibat dalam serangan yang menggunakan pesawat yang dibajak tersebut.

Baca Juga: Bongkar dan Ungkap Aliran Dana Teroris JI, Polisi: Total Capai Rp124 Miliar

Kedutaan besar Saudi di Washington belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

"Pemerintah kita berbohong tentang bukti yang mereka miliki atau sengaja menghancurkannya, dan saya tidak tahu mana yang lebih buruk," kata Brett Eagleson, putra korban 11 September Bruce Eagleson, dalam sebuah wawancara.

Para keluarga korban telah lama mencari dokumen pemerintah AS, termasuk laporan agen rahasia dan badan intelijen, tentang apakah Arab Saudi membantu atau membiayai siapa pun dari 19 orang yang terkait dengan al-Qaida.

Lima belas dari 19 pembajak berasal dari Arab Saudi. Sebuah komisi pemerintah AS tidak menemukan bukti bahwa pemerintah Saudi secara langsung membiayai al-Qaida. Tidak jelas apakah ada pejabat Saudi yang terlibat secara pribadi.***

Editor: Handri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x