Lebih dari 2 Miliar Penduduk Dunia Terancam dengan Penyakit Ini

- 10 Juni 2021, 06:46 WIB
Tangkapan layar webinar obat herbal dan alami yang diikuti para ilmuwan negara-negara OKI.
Tangkapan layar webinar obat herbal dan alami yang diikuti para ilmuwan negara-negara OKI. /

JURNAL SOREANG- KBRI Islamabad telah memfasilitasi konferensi webinar Internasional yang diselenggarakan bersama antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Komite Tetap Organisasi Kerjasama Islam untuk Kerjasama Ilmiah dan Teknologi (COMSTECH) dengan tema “Obat Tropis dan Bahan Alami”.

Menurut Dirjen COMSTECH, Prof. Chaudhary,   webinar ini tepat waktu dan relevan karena  lebih dari 2 miliar penduduk  di daerah tropis dan sub-tropis di dunia berisiko terkena penyakit yang ditularkan melalui vektor.

"Termasuk malaria, leishmaniasis, schistosomiasis, penyakit Chagas, Dengue, dan penyakit cacing usus. Penyakit-penyakit ini diklasifikasikan sebagai penyakit terabaikan dalam penelitian farmasi global karena tidak menguntungkan secara ekonomi," ujarnya, baru-baru ini.

Baca Juga: Perjuangan Driver Ojek Online Mendapatkan BTS Meal Dibalas Berlipat oleh ARMY Indonesia

Terkait dengan hal tersebut, Dirjen COMSTECH menyampaikan akan memfokuskan pada  pengembangan obat-obatan, nutraceuticals, tumbuhan, dan agen pencegahan lainnya dari sumber alami.

"COMSTECH telah membentuk Jaringan Antar-Islam untuk Pengobatan Tropis (INTROM) di Kuala Lumpur, Malaysia, dan berharap INTROM akan memainkan peran sentral dalam upaya kolektif ini," katanya.

Disampaikan pula apresiasinya kepada Dubes RI Pakistan dan Dubes Pakistan di Indonesia yang berperan memfasilitasi kerjasama antara COMSTECH dan LIPI sehingga inisiatif yang merupakan bagian dari diplomasi sains, tidak hanya menarik juga relevan saat ini.

"Kegiatan ini juga sekaligus meningkatkan hubungan ekonomi, pendidikan, budaya dan sains  antara Indonesia dan Pakistan," katanya.

Baca Juga: Peluncuran Buku Peta Ekosistem Industri Game Indonesia 2020, Kominfo Bersinergi dengan LIPI dan AGI

Webinar yang diikuti oleh ilmuwan dan peserta dari negara-negara Anggota OKI ini  dibuka oleh  Duta Besar Indonesia untuk Pakistan, Adam M. Tugio; Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Mohammad Hassan;  Dirjen OIC-COMSTECH,  Prof. Dr. Iqbal Chaudhry; dan Kepala LIPI, Dr. Agus Haryono.

Webinar dihadiri ilmuwan dari 20 negara-negara anggota OKI antara lain  Malaysia, Pakistan, Nigeria, Azarbaijan, Kazakstan, Mesir, Jordania, Tunisia, Brunei Darusalam, Bangladesh, Maladewa, Turki dan lainnya. Webinar ini juga dihadiri oleh kalangan swasta dan industri serta ilmuwan terkemuka guna memberikan presentasi dan memaparkan studi kasus dalam diskusi webinar.

"Di tengah masa pandemi yang penuh tantangan ini mengingat para ilmuwan dapat berbagi pengetahuan terbaik mereka tentang potensi herbal atau produk alami. LIPI mengharapkan webinar menjadi awal diskusi ilmiah dan kerjasama antara peneliti, ilmuwan, akademisi, pakar, praktisi, dan industri dari Indonesia dan negara-negara anggota COMSTECH, khususnya dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk obat-obatan tradisional dan aplikasi bermanfaat lainnya," kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr.  Dr. Laksana Tri Handoko dalam  sambutan tertulis yang dibacakan acting Kepala LIPI, Dr. Agus Haryono.

Baca Juga: Ditemukan Varian Covid-19 Jepang, LIPI: Belum Terbukti Lebih Mematikan

BRIN akan berupaya mempercepat, menggali, dan meningkatkan nilai tambah keanekaragaman hayati dengan melakukan kerjasama dengan mitra strategis dan potensial di bidang ini.

"Sejak pandemi, LIPI telah memfokuskan prioritas penelitian pada penelitian kesehatan.  LIPI terlibat aktif dalam penelitian dan pengembangan berbagai bahan alami sebagai calon obat herbal yang berasal dari tanaman asli Indonesia yang terbukti memiliki khasiat obat," katanya.

Sedangkan Dubes Adam Tugio menyampaikan pandemi Covid-19 telah mengajarkan banyak negara di dunia untuk mengutamakan penelitian ilmiah guna membangun ketahanan nasional bagi industri farmasi masing-masing.

Baca Juga: Dadang Supriatna: Dinkes Harus Prioritaskan Obat Produksi Perusahaan Farmasi Lokal

Sehubungan dengan itu, Dubes mengharapkan COMSTECH dapat lebih berperan dalam mempromosikan kerjasama dan koordinasi di antara negara-negara  anggota OKI di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan aplikasi di bidang sains dan teknologi yang dapat berkontribusi pada pengembangan obat dan obat baru.

COMSTECH juga diharapkan dapat berfungsi sebagai inkubator inovasi dengan mengejar inovasi baru kepada calon investor untuk memonetisasi hasil penelitian ilmiah.

Dubes menambahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar dua perlima penduduk Indonesia menggunakan jamu untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit dan diperkirakan perdagangan global tanaman obat lebih dari US$ 3 Miliar pada 2005, dan diproyeksikan tumbuh menjadi US$ 5 Triliun pada 2050.

Baca Juga: 24 Fakta Unik dan Menarik Tentang Stadion Allianz Arena Munich , Venue Piala Eropa UEFA Euro 2020 Grup F

 Sementara Dubes Pakistan untuk Indonesia, Muhammad Hassan manyampaikan,  penyakit tropis adalah masalah umum di Indonesia dan Pakistan dan  beberapa penyakit tropis yang terabaikan (NTDs) termasuk Malaria, demam berdarah, kusta telah menimbulkan tantangan yang cukup besar bagi otoritas kesehatan kedua negara. 

Dubes Hassan mengucapkan selamat kepada COMTECH dan LIPI atas inisiatif webinar ini dan mengusulkan perlunya upaya bersama untuk mengatasi  penyakit tropis  dengan kerjasama yang saling menguntungkan dengan memaksimalkan produksi dan penggunaan produk alami untuk menyembuhkan NTD. 

Disarankan pula untuk memperluas kerjasama dengan mengikutsertakan negara-negara OKI lainnya dan membuat organisasi OKI Herbel Medicine.

Baca Juga: Tiga Calon Sekda Direkomendasi Pansel, Berikut Pilihan Bupati Bandung Dadang Supriatna

Ditambahkan perlu kiranya untuk dapat mengembangkan basis industri yang layak guna memproduksi obat-obatan herbal untuk mengobati sebagian besar penyakit tropis.***

Editor: Sarnapi

Sumber: KBRI Islamabad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x