Genosida Muslim Uighur : China Tak Akan Berhenti Meski Disanksi Pihak Uni Eropa

- 23 Maret 2021, 19:27 WIB
Poster yang dibentangkan dalam aksi tolak pembantaian uighur China, di depan Kantor Kedutaan Kanada untuk AS, 19 Februari 2021.
Poster yang dibentangkan dalam aksi tolak pembantaian uighur China, di depan Kantor Kedutaan Kanada untuk AS, 19 Februari 2021. /Reuters/Leah Millis/

JURNAL SOREANG - Pihak Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada mengecam tindakan genosida yang dilakukan China terhadap rakyat Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.

Sekertaris Kementrian Luar Negeri Inggris, Dominic Raab menyebut penahanan massal yang dilakukan China terhadap rakyat Muslim Uighur adalah yang terbesar sejak perang dunia kedua.

"Bukti-bukti mereka melakukan represi (terhadap Muslim Uighur) sangat jelas dan nyata," tegas Dominic Raab.

Baca Juga: Bupati Sumedang Serahkan LKPD Kepada BPK Melalui Zoom Meeting,

Baca Juga: Tanggapi Kekuatan Netizen Indonesia, Mantan Pelatih Timnas: Ketidakadilan Menggugah Nurani Warganet

Sebelumnya, lembaga Newlines Institute of Strategy amd Policy asal Amerika Serikat membeberkan hasil investigasi yang mereka lakukan terkait tindakan geniosida China terhadap muslim Uighur.

Dalam laporan investigasi setebal 25 ribu halaman tersebut mengungkapkan Partai Komunis China (PKC) telah melanggar perjanjian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tahun 1948 tentang genosida.

"Niat untuk menghancurkan uighur sebagai sebuah kelompok berasal dari bukti objektif, terdiri atas kebijakan negara dan Presiden Xi Jinping sebagai otoritas tertinggi," dalam laporan Newlines Institute of Strategy amd Policy terkait tindakan genosida china.

Sanksi pembekuan aset milik pejabat China dan perjalanan ke negara Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada nampaknya tak berpengaruh banyak.

Halaman:

Editor: Handri

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x