Saat Dolar Jatuh, Emas Melonjak Diatas 1800 Dolar

Sam
- 2 Desember 2020, 09:12 WIB
emas antam /Galih Nur Wicaksono/pikiran rakyat
emas antam /Galih Nur Wicaksono/pikiran rakyat /

JURNAL SOREANG - Saat dolar AS jatuh dan spekulasi stimulus Amerika Serikat menambah daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB, 2 Desember 2020) harga emas melonjak, rebound dari level terendah lima bulan setelah beberapa sesi sebelumnya merosot.

Untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terangkat naik 38 dolar AS atau 2,13 persen menjadi ditutup pada 1.818,90 dolar AS per ounce, merupakan kontrak emas paling aktif.

Sehari sebelumnya, Senin (30, November 2020), tertekan oleh serbuan ke aset-aset berisiko, emas berjangka turun 7,2 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.780,90 dolar AS, tingkat terendah sejak 2 Juli. Dikutip dari Antara.

Baca Juga: Mohon Ampun Atas Tindakan Berlebihan

Emas berjangka telah kehilangan sekitar 5,6 persen selama November. Emas berjangka juga anjlok 23,10 dolar AS atau 1,28 persen menjadi 1.788,10 dolar AS pada Jumat lalu (27/11/2020).

"Kami melihat emas merebut kembali level 1.800 dolar AS dan banyak dari itu berkaitan dengan melemahnya perdagangan dolar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Pelepasan perdagangan emas telah berjalan dengan sendirinya dan kami cenderung melihat lebih banyak upaya dari Kongres AS untuk mendukung perekonomian." papar Edward.

Baca Juga: Asyik, Pemkab Bandung Akan Buka Mal Pelayanan Publik untuk 18 Lembaga. Bisa Juga Lihat Bandung dari Atas

Setelah penurunan terus menerus, emas telah berada dalam keadaan oversold, memikat investor untuk membeli.

Karena mereka melihat indikator teknis lainnya, "death cross" dalam grafik, menandakan potensi aksi jual besar, para analis pasar percaya kenaikan tersebut akan berumur pendek.

Membuat emas lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain, dolar jatuh karena ekspektasi lebih banyak stimulus AS.

Baca Juga: Akibat Pademi Rumah Makan Jadi Sepi. Pengusaha Minta Ini kepada Pemerintah

Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyoroti tantangan produksi dan distribusi massal sebelum dampak ekonomi dari vaksin menjadi jelas.

Hal itu ia sampaikan dalam pidato yang dirilis pada Senin 30 November 2020.

"The Fed akan tetap cukup akomodatif." kata Edward.

Baca Juga: Tokoh Ini Berusaha Bangkitkan Kembali PPP

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat lebih dari 19 persen tahun ini, dibantu oleh stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membantu ekonomi yang dilanda virus corona.

"Bagian terbawah adalah emas sekarang dan kami memperkirakan harga di kisaran 2.000 dolar tahun depan," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

"Emas sebenarnya sekarang dalam rezim baru dengan vaksin kemungkinan katalisator untuk ekspektasi inflasi yang lebih tinggi karena ekonomi pulih, mendukung emas dalam jangka panjang, terutama di tengah suku bunga riil yang lebih rendah," tambah Ghali.

  1. Baca Juga: Akibat Hujan Deras, Jalur Bandung-Cianjur kembali Terputus Akibat Tanah Longsor Tutupi Badan Jalan

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 1,497 dolar AS atau 6,63 persen menjadi ditutup pada 24,09 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 38 dolar AS atau 3,93 persen menjadi menetap di 1.003,9 dolar AS per ounce.***

Editor: Sam

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah