Ibukota Mesir Akan Pindah. Sejauh Mana Perkembangannya?

5 Juli 2023, 20:26 WIB
Ilustrasi perkembangan rencana ibukota Mesir baru /Pexels/Andreea Ch/

 

JURNAL SOREANG - Selain Indonesia, Mesir jua berencana memindahkan ibukota. Kepadatan menjadi alasan perpindahan Ibukota Mesir. Walau begitu, ada kontroversi dan pesimisme dari beberapa kalangan di Mesir. Bagaimana perkembangan ibukota Mesir baru saat ini? Apa saja pro dan kontranya?

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Sepulang Sekolah, sejarah Mesir mencatat sudah ada beberapa kali Mesir berpindah ibukota. Di awal dinasti Mesir Kuno atau Kerajaan Tua, kota Memphis ditunjuk sebagai ibukota. Dimana kota Memphis ini para raja Mesir berkedudukan dan mengontrol wilayah Mesir Atas dan Mesir Bawah yang pada akhirnya bersatu.

Pada tahun 1600 SM (Sebelum Masehi), orang Hyksos berhasil mengambil alih sebagian Mesir. Lalu orang Hyksos membangun pusat pemerintahan di Avaris. Bangsa Mesir lalu memindahkan ibukota dari Memphis ke Thebes. Dimasa akhir-akhir Mesir Kuno yang dimana Mesir dikuasai oleh Yunani, pindah lagi ibukota ke kota Alexandria. Kota Alexandria menjadi ibukota Mesir hingga kerajaan Romawi menguasai Mesir.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Kota Bogor Bisa Dikunjungi Saat Liburan Sekolah, No 1 Banyak Spot Foto Menarik

Saat abad ketujuh, pengaruh Islam masuk ke Mesir secara perlahan. Hingga abad kesepuluh, Mesir dikuasai kerajaan Islam melalui Kekhalifahan Fatimiyah, ibukota Mesir dipindahkan unyuk terakhir kalinya ke kota Kairo. Dan Kairo bertahan menjadi ibukota Mesir hingga sekarang.

Pembangunan ibukota baru Mesir merupakan agenda besar dari pemerintah Mesir yang termasuk dari pembangunan megaproyek Egypt Vision 2030. Egypt Vision 2030 ini agenda proyek jangka panjang pemerintah Mesir untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan negeri Fir'aun itu. Dalam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pembangunan berkelanjutan disebut Sustainable Development Goal (SDGS).

SDGS ini adalah pembangunan berkelanjutan yang digagagas PBB dengan 17 target untuk diterapkan di seluruh negara dunia. Tujuannya agar bumi tetap terus menjadi tempat tinggal layak bagi manusia.

Egypt Vision 2030 digagas oleh pemerintah Mesir di masa Abdel Fattah Al-Sisi. Tujuannya untuk mencapai delapan tujuan Mesir yang didasari oleh SDGS. Salah satu cara untuk mencapai delapan tujuannya adalah pembangunan New Cairo. Walau gitu, sebenarnya ibukota Mesir hanya bergeser puluhan kilometer saja. Berbeda dengan pemindahan ibukota di Indonesia yang berada di Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan.

Baca Juga: Jangan Asal Makan! Ternyata Bahaya bagi Kesehatan Jika Mencampur Dua Makanan ini

Pusat pemerintahan Mesir bergeser puluhan kilometer dari Kairo yang nantinya hanya menjadi ibukota administratif Mesir. Wilayahnya masih berada di Greater Cairo. Perumpamaannya pergeseran ibukota Mesir sejauh dari Jakarta ke Bekasi atau ke Bogor.

Dilansir dari Vox, pemindahan ibukota administratif Mesir ini sangat penting. Karena padatnya Kairo sebagai ibukota Mesir. Dari sekitar 100 juta penduduk Mesir, sekitar 20 juta penduduk tinggal di Greater Cairo (Jabodetakbek versi Mesir). Sekitar 10 juta penduduknya tinggal di Kairo. Artinya, kepadatan kota Kairo mencapai 20 ribu orang per km. Bahkan ada beberapa daerah kepadatannya mencapai 150 ribu orang per km. Sebagai perbandingan, Jakarta yang juga sama padatnya seperti kota Kairo memiliki kepadatan 14 hingga 15 ribu orang per km. Penduduk yangbpadat di Kairo itu akan bertambah dua kali lipat di 2050.

Oleh karenanya, pemerintah Mesir menyebut bahwa Kairo sudah pernuh dengan penduduk. Bahkan gedung pemerintahan, parlemen, kedutaan berada di tengah kota yang padat. Yang pastinya menghambat aktivitas pemerintahan. Inilah yang mejadi alasan pemerintah Mesir memindahkan ibukota administratif Mesir ke pinggiran Kairo yang masih sepi.

Dilansir dari Al Jazeera, pemerintah Mesir menyediakan lahan di timur kota Kairo seluas negara Singapura buat mewujudkan pembangunan New Cairo, nama dari kompleks ibukota administratif Mesir ini. Nantinya ada gedung parlemen, kantor kementrian, kedutaan, pemukiman ASN pemerintahan Mesir, hingga istana kepresidenan. Selain itu, fasilitas penunjang seperti pusat bisnis, pendidikan, area rekreasi, dan kegiatan publik akan dibuat juga. Contohnya gedung tertinggi di Afrika dibangun di New Cairo, sungai buatan yang sekitarnya dibuat kawasan hijau sebagai komitmen pemerintah Mesir mewujudkan New Cairo sebagai ibukota ramah lingkungan. Bahkan untuk tiap pemukiman di New Cairo harus ada zona hijau.

Baca Juga: Bukan Hanya Baca Do'a, ini 10 Adab Makan Rasulullah yang Banyak Orang Belum Tahu

Walau begitu, ada kontroversi dari pembangunan New Cairo ini. Banyak pakar di Mesir menganggap bahwa pemindahan ibukota Mesir ini hanya kedok. Alasan kepadatan penduduk di Kairo hanya alasan yang dibuat-buat. Menurut mereka ada hal ditutupi dari pemerintahan Mesir. Masih. Menurut Vox, pemindahan ibukota administratif Mesir ini juga ada alasan keamanan. Merujuk pada kejadian Arab Spring yang terjadi di Mesir dimana pusat demonstrasi terletak di Tahrir Square. Dimana Tahrir Square dekat dengan gedung parlemen dan kantor vital milik pemerintah Mesir lainnya. Agar kejadian Arab Spring tidak terulang kembali, presiden Abdel Fattah membuat New Cairo di timur kota Kairo. Harapannya pusat pemerintahan dipisah dengan pusat keramaian. Ini diperkuat dengan pembangunan pangkalan militer di bagian selatan New Cairo yang terintegrasi dengan Kementerian Pertahanan Mesir.

Selain itu, pembangunan New Cairo bukan solusi mengurangi kepadatan penduduk. Alasannya yang dapat pindah ke New Cairo adalah pegawai ASN pemerintahan Mesir. Kota Kairo tetap padat. Sebenarnya, pemerintah Mesir sudah memiliki langkah untuk membuat kota satelit baru sejak 1950-an. Karena pemerintah Mesir bersikap bodo amat, kota satelit dari pemerintah Mesir ini hanya menjadi bangunan terbengkalai. Merujuk dari kejadian itu, pakar di Mesir ragu kalau New Cairo menjadi jawaban untuk mengatasi kepadatan kota Kairo.

Menurut Al Jazeera, pembangunan New Cairo bakalan mendongkrak perekonomian Mesir. Tapi, sumber pembangunan New Cairo mayoritas berassl dari pihak militer. Akan muncul kekhawatiran militer yang mencari keuntungan dari proyek New Cairo.

Baca Juga: Wajah Tak Bersalah! Tersangka Kasus Dugaan Penipuan Penjualan iPhone Si Kembar, saat Ditangkap Polisi

Sejak Mei 2023 hingga saat ini, baru 14 kementerian dan lembaga pemerintahan Mesir yang pindah ke New Cairo. Sejatinya, semua kementerian dan lembaga pemerintahan Mesir sudah pindah ke New Cairo pada 2022. COVID-19 menyebabkan mundurnya rencana pindah kantor ke New Cairo. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: YouTube Sepulang Sekolah

Tags

Terkini

Terpopuler