JURNAL SOREANG- Dmytro Lubinets selaku Ombudsman Ukraina memberitahu bahwa sejumlah 461 anak telah terbunuh akibat dampak dari perang Rusia-Ukraina sejak satu tahun lalu.
Namun, jumlah anak yang terbunuh tersebut belum final. Pekerjaan masih terus berlanjut ke daerah yang diduduki sementara dan dimana konflik berlanjut.
Menurut Dmytro Lubinets, untuk waktu ini sulit dalam menentukan jumlah pasti dari warga Ukraina yang melarikan diri sejak awal perang.
Baca Juga: Memasuki Syaban 2023, Masih Punya Tanggungan Qadha Ramadhan? Berikut Niat hingga Tatacaranya
Berdasarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, terdapat pengungsi Ukraina yang lebih dari 8 juta di Eropa sampai 20 Februari 2023 dengan 5 juta sudah terdaftar di berbagai program perlindungan nasional di negara-negara Eropa.
<p><iframe width="300" height="150" data-class="ads-script" data-type="ads-script"><br /><!--<br /><script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309" crossorigin="anonymous"></script><ins class="adsbygoogle"<br />style="display:block; text-align:center;"<br />data-ad-layout="in-article"<br />data-ad-format="fluid"<br />data-ad-client="ca-pub-4552716111294309"<br />data-ad-slot="8990094815"></ins><script>(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});</script><br />--><br /></iframe></p>
Ia juga mengatakan bahwa ombudsman tidak tahu banyaknya warga di negara penghasil biji bunga matahari terbesar itu yang berada di Rusia dan Belarusia. Berdasarkan informasi dari badan pengungsi PBB, 15 juta lebih orang telah meninggalkan negara tersebut.
Lubinets juga menyatakan bahwa banyak anak yang dirugikan dalam dampak perang. Terdapat 520.000 anak negeri kastil itu berada di luar negeri dampak perang Rusia.
Negara dengan hutan terbesar itu menghambat akses informasi dan kontak dengan warga Ukraina yang dideportasi dengan illegal, diperkirakan angkanya bisa menembus sampai 150.000 anak.
Sejumlah 6.447 anak yang kehilangan orang tua sudah diidentifikasi dan sebanyak 1.233 tidak mempunyai keluarga.
Ombudsman negeri kastil tersebut menyebutkan bahwa sebagian dari anak-anak tersebut dengan jumlah 4.161 dari mereka sementara waktu ditempatkan ke kerabat dan kenalan.
Baca Juga: Simak! Buah yang Kurang Dikenal Ini Ternyata Bisa Mencegah Kanker dan Diabetes, Harganya Murah Kok
Sedangkan untuk 4.400 anak termasuk 638 yang berkaitan dengan kondisi agresi militer Rusia diberi status yatim piatu. Yang lain berada pada keluarga asuh dan panti asuhan.
<p><iframe width="300" height="150" data-class="ads-script" data-type="ads-script"><br /><!--<br /><script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309" crossorigin="anonymous"></script><ins class="adsbygoogle"<br />style="display:block; text-align:center;"<br />data-ad-layout="in-article"<br />data-ad-format="fluid"<br />data-ad-client="ca-pub-4552716111294309"<br />data-ad-slot="8990094815"></ins><script>(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});</script><br />--><br /></iframe></p>
Tak hanya itu, 2.826 anak tanpa orang tua diamankan ke zona aman Ukraina dan sebanyak 5.325 akan dikirim ke luar negeri.
Hampir 1,5 juta anak di negara terluas Eropa itu terancam terbunuh kesehatan mentalnya hingga 5,7 juta anak pendidikan telah terganggu dampak dari perang.
Tanggal 24 Februari tahun sebelumnya, Rusia telah menyatakan operasi militer khusus yang berdampak pada kematian sekitar 8.006 warga dan 13.287 luka-luka. ***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang